Kuala Lumpur (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri Malaysia (Wisma Putra) dalam pernyataan pers yang diterima di Kuala Lumpur, Kamis, mengecam keras serangan siber yang telah merenggut keselamatan, kestabilan dan kedaulatan Lebanon.

Malaysia sangat khawatir dengan penggunaan piranti komunikasi sebagai bahan peledak di seluruh Lebanon pada peristiwa 17 September 2024 yang telah merenggut setidaknya 21 korban tewas dan lebih dari 3.300 lainnya cedera.

Malaysia menyatakan solidaritasnya kepada Lebanon dalam krisis yang terjadi dan akan terus bekerja sama dengan masyarakat internasional dalam meredakan ketegangan situasi saat ini.

Wisma Putra juga mengatakan Malaysia menyampaikan belasungkawa dan simpati kepada korban dan keluarga yang terdampak tragedi tersebut, serta kepada pemerintah dan rakyat Lebanon.

“Kami juga berdoa agar mereka yang cedera segera sembuh,” demikian pernyataan pers itu.

Hingga saat ini, Wisma Putra menyebut tidak ada laporan bahwa warga Malaysia terdampak dalam kejadian di Lebanon.

Ledakan massal perangkat komunikasi nirkabel yang dikenal sebagai penyeranta atau pager di sejumlah wilayah di Lebanon terjadi pada Selasa (17/9).

Kantor berita Turki, Anadolu melaporkan 12 orang termasuk seorang anak tewas dalam ledakan massal, dan hampir 3.000 lainnya terluka, termasuk 200 di antaranya dalam kondisi kritis.

Media Lebanon menduga perangkat tersebut meledak setelah Israel meretas sistem komunikasi di negara tersebut.

Baca juga: DK PBB akan gelar rapat darurat Jumat bahas ledakan pager di Lebanon
Baca juga: Sekjen PBB prihatin atas ledakan alat komunikasi di Lebanon dan Suriah
Baca juga: Negara Arab dan Islam tunjukkan solidaritas buat Lebanon usai ledakan
Baca juga: Duta Besar Iran terluka dalam ledakan perangkat penyeranta di Beirut

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024