Di Gorontalo, terdapat dua unit PBPHH dengan kapasitas produksi sebesar 1,14 juta m3 per tahun, menjadikannya yang terbesar secara nasional
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KHLK) menyebut industri pelet kayu sebagai biomassa pengganti batubara untuk pembangkitan listrik berpotensi tumbuh secara berkelanjutan di Provinsi Gorontalo karena wilayah tersebut secara geografis strategis sangat dekat dengan pasar.

Direktur Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan KLHK Ristianto Pribadi menyatakan berdasarkan data KLHK, saat ini ada 44 unit Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hasil Hutan (PBPHH) di 15 provinsi yang memproduksi pelet kayu.

"Di Gorontalo, terdapat dua unit PBPHH dengan kapasitas produksi sebesar 1,14 juta m3 per tahun, menjadikannya yang terbesar secara nasional," katanya dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Ristianto menjelaskan industri pelet kayu (wood pellet) di Gorontalo memiliki keunggulan secara lokasi geografis dibanding provinsi lain yakni dengan pasar utama di kawasan Asia Timur, yaitu Jepang dan Republik Korea.

"Gorontalo juga telah memiliki pelabuhan khusus untuk dapat langsung mengirim wood pellet ke negara tujuan ekspor," ujarnya pada diskusi bertema Membangun Gorontalo Dengan Menjaga Etika Lingkungan yang diselenggarakan oleh Asosiasi Produsen Energi Biomassa Indonesia di Kota Gorontalo.

Untuk penyediaan bahan baku, Ristianto menegaskan bahwa kayu yang dimanfaatkan oleh industri pelet kayu harus berasal dari sumber yang sah dan legal.

Beberapa sumber bahan baku misalnya Hutan Tanaman Industri, perkebunan yang telah memiliki HGU, maupun area Perhutanan Sosial yang dikelola oleh masyarakat.

Ristianto mengatakan, pengelolaan industri kehutanan sekarang sudah semakin baik yang mana implementasi Sistem Verifikasi Legalitas dan Kelestarin (SVLK) menjamin setiap produk yang diekspor berasal dari sumber bahan baku yang dikelola dengan baik.

"Industri kehutanan memiliki peran besar dalam pembangunan daerah. "Kuncinya adalah dapat diterima secara sosial, berkelanjutan secara ekologi, dan menguntungkan secara ekonomi," ujarnya.

Sementara itu Sekda Provinsi Gorontalo Sofian Ibrahim menambahkan industri biomassa telah berkontribusi kepada pembangunan di wilayah Gorontalo. Salah satu industri biomassa yang sudah aktif memberikan kontribusi peningkatan PNBP yang pada tahun 2024 telah mencapai Rp47,5 milyar.

Pada kesempatan itu Kapolda Gorontalo Irjen Pol Pudji Prasetijanto Hadi menyatakan Polri siap menciptakan suasana yang kondusif, aman dan nyaman bagi investor agar kegiatan investasi dapat mendukung pembangunan Gorontalo.

Baca juga: KLHK sebut Indonesia punya hutan yang potensial untuk biomassa
Baca juga: RI genjot ekspor cangkang sawit dan pelet kayu untuk biomassa Jepang
Baca juga: KLHK: Teknologi dan inovasi optimalkan kinerja industri kehutanan

 

Pewarta: Subagyo
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024