Indonesia berhasil meyakinkan Pemerintah Australia bahwa ekspor nanas asal Indonesia ke Australia tidak terbukti mengandung harga dumping
Bali (ANTARA) - Kementerian Perdagangan menyebut pemerintah Australia memutuskan untuk menghentikan penyelidikan antidumping terhadap produk nanas asal Indonesia.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan RI Isy Karim mengatakan penghentian penyelidikan antidumping oleh Australia ini berpotensi menyelamatkan nilai ekspor nanas ke Australia sebesar 11,2 juta dolar AS.

"Indonesia berhasil meyakinkan Pemerintah Australia bahwa ekspor nanas asal Indonesia ke Australia tidak terbukti mengandung harga dumping. Selain itu, volume impor atas produk nanas asal Indonesia yang diselidiki ada di bawah tiga persen dari keseluruhan total impor nanas Australia," ujar Isy melalui keterangan yang diterima di Bali, Kamis.

Produk nanas yang dimaksud adalah consumer pineapple dan food service and industrial (FSI) pineapple. Tidak ditemukannya harga dumping serta rendahnya volume impor kedua produk tersebut dari Indonesia menjadi alasan penghentian penyelidikan yang diinisiasi pada 4 Agustus 2023 ini.

Penghentian penyelidikan antidumping produk nanas asal Indonesia diputuskan Pemerintah Australia dalam Termination Report yang diterbitkan pada 5 September 2024.

Isy melanjutkan, tidak ditemukannya harga dumping dan rendahnya volume impor tersebut menjadi dasar kuat bagi Pemerintah Australia untuk menghentikan penyelidikan.

"Dengan kondisi tersebut, penyelidikan antidumping harus dihentikan jika mengacu pada ketentuan Article VI GATT 1994 dan ketentuan WTO lainnya yaitu Anti-Dumping Agreement," katanya.

Sementara itu, Direktur Pengamanan Perdagangan Kemendag RI Natan Kambuno menyampaikan penghentian penyelidikan hanya berlaku bagi nanas asal Indonesia.

Ia mengatakan, kondisi ini memberi momentum bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor nanas ke Australia.

"Penghentian penyelidikan antidumping terhadap produk nanas tersebut hanya berlaku bagi Indonesia, sedangkan penyelidikan terhadap nanas asal Thailand tetap dilanjutkan. Indonesia harus memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan ekspor nanas ke Australia. Kami harap, Indonesia dapat mengambil pangsa pasar nanas asal Filipina dan Thailand di pasar Australia," kata
Natan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada periode 2019-2023, nilai dan volume ekspor produk nanas Indonesia ke Australia secara rata-rata tahunan meningkat sebesar 5,97 persen dan 0,46 persen.

Peningkatan nilai dan volume ekspor produk nanas Indonesia ke Australia juga terlihat pada periode
Januari-Juli 2024.

Di periode ini, nilai ekspor meningkat sebesar 2,7 persen atau mencapai 4,5 juta dolar AS dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023 yang sebesar 4,4 juta dolar AS.

Walaupun begitu, nilai ekspor sempat turun ke 7,73 juta dolar AS pada 2023 dari 11,27 juta dolar AS pada 2022.

Sementara itu, volume ekspor meningkat sebesar 8,7 persen pada periode Januari-Juli 2024 yang mencapai 3,5 juta ton dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023 yang sebesar 3,2 juta ton.

Baca juga: Mendag targetkan tarif bea masuk nol persen ekspor nanas dan pisang
Baca juga: Lampung ekspor 4.176 ton nanas segar ke China
Baca juga: Kemendag mengambil langkah turunkan pajak ekspor nanas

 

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024