Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta pada pekan depan diperkirakan masih melemah, akibat masih berlanjutnya tekanan pasar regional sehingga mata uang lokal itu akan bergerak pada kisaran antara Rp9.150 hingga Rp9.250 per dolar AS. Direktur Bank Niaga, Chaterina Hadiman, di Jakarta, akhir pekan ini mengatakan rupiah berpeluang merosot lebih jauh, karena dari pasar internal belum ada faktor pendukung yang kuat untuk dapat menahan pelemahannya. Meski indikator ekonomi Indonesia cukup bagus, terutama dengan adanya laporan bahwa daya saing Indonesia meningkat di posisi 51 dari 175 negara, posisi itu ternyata jauh di bawah Singapura, India maupun China. "Karena itu rupiah akan bergerak dalam kisaran perdagangan (range trading) tanpa gejolak sihnifikan," ungkapnya. Rupiah, lanjut Chaterina Hadiman, kemungkinan besar akan bergerak ke posisi yang sejalan dengan keinginan eksportir antara Rp9.200 hingga Rp9.300 per dolar AS. Kisaran rupiah pada level tersebut, menurut dia, mendorong para eksportir aktif melakukan kegiatan usahanya dalam tingkat "managable" (dapat dikelola). Namun apabila rupiah terus terpuruk hingga di atas level Rp9.500 per dolar AS, Bank Indonesia diperkirakan akan segera masuk pasar melakukan operasi dengan melepas dolar AS untuk mengawal rupiah. Mengenai pengaruh pelemahan baht, katanya, diperkirakan tidak akan berdampak pada rupiah, karena Bank Indonesia (BI) tetap menjaga volatilitas rupiah tidak terlalu tinggi. Namun pada dua minggu ke depan, rupiah diperkirakan mampu kembali menguat, karena Bank sentral AS (The Federal Reserve) kembali tidak menaikkan suku bunga AS, setelah laju inflasi yang terjadi membaik. Pada awal pekan lalu rupiah mencapai Rp9.160/9.175 per dolar AS, hari kedua merosot menjadi Rp9.185/9.247 per dolar AS dan hari ketiga melemah lagi jadi Rp9.230/9.235 per dolar AS. Namun pada hari keempat rupiah menguat kembali menjadi Rp9.195/9.210 per dolar AS, dan hari terakhir berubah lagi jadi Rp9.200/9.220 per dolar AS atau melemah 10 poin. Pada pekan depan BI kemungkinan mempunyai alasan untuk memasuki pasar, bila rupiah mencapai level antara Rp9.250 hingga Rp9.300 per dolar AS. "BI diperkirakan tetap mengawasi pergerakan rupiah, sehingga apabila diperlukan untuk masuk ke pasar, BI akan siap dengan melepas dolar AS," tuturnya. (*)
Copyright © ANTARA 2006