Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto mengatakan pihaknya akan meminta klarifikasi dan konfirmasi dari pihak Kelompok Bermain (KB) Santa Monica terkait dengan laporan adanya kekerasan seksual oleh guru kepada murid di sekolah tersebut.
"Dalam menangani kasus kami harus berimbang. Karena itu kami berusaha meminta konfirmasi dan klarifikasi. Rencananya mereka akan datang pada pukul 15.00 WIB hari ini," kata Susanto di Jakarta, Jumat.
Susanto mengatakan sebelumnya pihaknya sudah berusaha datang ke sekolah itu tapi kepala sekolah dan guru yang diduga melakukan kekerasan seksual kepada murid tidak ada di tempat.
"Informasi yang kami dapat saat itu, kepala sekolah sedang ada acara lain di luar sekolah bersama guru terduga terlapor. Karena itu, informasi yang kami terima menjadi tidak utuh," tuturnya.
Susanto mengatakan orang tua korban sebelumnya juga sudah melaporkan kasus tersebut ke Polres Metro Jakarta Utara dan Polda Metro Jaya.
Orang tua korban juga melaporkan kasus tersebut ke KPAI dan langsung ditindaklanjuti dengan mengumpulkan keterangan dari berbagai pihak.
Menurut Susanto, berdasarkan keterangan dari orang tua korban, kejadian kekerasan seksual itu dilakukan seorang guru perempuan kepada murid laki-laki berinisial L yang baru berusia 3,5 tahun.
"Tempat kejadian di ruang menari yang tidak ada kamera closed cicuit television (CCTV). Perlakuan guru itu sudah berlangsung selama enam bulan," katanya.
Susanto mengatakan korban kepada orang tuanya menuturkan perlakukan kekerasan seksual itu tidak hanya terjadi sekali.
Setelah mendapat laporan dari anaknya, orang tua kemudian berusaha mencari tahu siapa guru yang melakukan tindakan tersebut.
"Orang tua korban kemudian meminta tolong orang tua murid lain untuk memfoto guru-guru yang mengajar di sekolah tersebut. Setelah melihat foto guru-guru tersebut, korban kemudian menunjuk salah satu guru sebagai pelaku," tuturnya.
Menurut Susanto, kejadian itu telah membuat korban trauma dan takut ke sekolah. Orang tua korban menuturkan bahwa berjalan di depan sekolahnya saja L merasa takut.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014