Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis penyakit dalam subspesialis hemato-onkologi medik Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Ikhwan Rinaldi Sp.PD-KHOM M. Epid mengatakan penderita kanker payudara perlu mendapatkan dukungan dari orang terdekat untuk mendampinginya saat menerima diagnosis.

“Ini kan bukan penyakit yang enak, pasti membuat orang khawatir, takut dan sebagainya, Nah ini sebenarnya kita yang berada di sekitarnya itu harusnya memberi support, di samping juga suami, keluarga yang di dekat itu memberikan semangat pada dirinya,” kata Ikhwan dalam gelar wicara memahami kanker payudara “Mengenal Metastasis Her2-Low" di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan sering kali orang terdekat justru memberikan informasi yang tidak terbukti kebenarannya sehingga menghalangi para pejuang kanker payudara mendapatkan pengobatan lanjutan.

Baca juga: Dokter: Penyakit kanker kini juga menyerang orang-orang usia muda

Baca juga: Yang perlu diketahui tentang vaksin kanker payudara


Informasi di media sosial dan internet juga bisa menyesatkan dan membuat takut para pejuang kanker dalam mendapatkan pengobatan yang sesuai. Dosen yang juga magister di bidang Epidemiologi ini mengatakan dengan pengobatan yang sesuai, penderita kanker payudara bisa tetap melakukan aktivitas seperti orang pada umumnya.

Ikhwan juga mengatakan masih banyak wanita yang takut untuk memeriksakan diri ke dokter saat muncul gejala yang tidak biasa.

“Harus datang segera cari bantuan dokter, jangan takut diperiksa, mau nggak mau harus dijalani supaya yakin dan pasti benar obatnya, ikutin kata dokter harus operasi, pengobatan, kemoterapi tujuannya supaya nggak kambuh,” kata Ikhwan.

Ia juga mengingatkan untuk kerabat yang belum mengerti dengan kanker payudara untuk tidak memberikan informasi yang tidak terbukti kebenarannya, karena bisa menjadi menambah beban bagi penderita supaya bisa mendapatkan pengobatan yang sesuai.

Ikhwan mengatakan saat in sudahi banyak tersedia modalitas pengobatan kanker payudara seperti operasi pada stadium awal, kemoterapi sesuai penyebaran sel kanker, radioterapi, obat hormonal, dan imunoterapi target.

Baca juga: Mengetahui faktor reproduksi terkait risiko kanker payudara

Baca juga: Olahraga 30 menit dapat tingkatkan jumlah sel pembunuh kanker payudara

Baca juga: Pro kontra kecerdasan artifisial untuk deteksi kanker payudara

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024