Palu (ANTARA News) - Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Bandjela Paliudju membentuk tim khusus yang melibatkan pemuka agama dan tokoh masyarakat guna membantu aparat keamanan memulihkan situasi kamtibmas di Kabupaten Poso.
Gubernur Paliudju, di Palu, Sabtu, mengatakan Pemprov segera membentuk dua tim khusus, satu fokus di wilayah Pamona Timur dan satu tim lainya bekerja di kota Poso.
"Tim di Pamona Timur akan dikoordinir Majelis Sinode GKST (Gereja Kristen Sulawesi Tengah), sementara tim yang bertugas di kota Poso dikoordinir Kepala Kantor Departemen Agama setempat," katanya Paliudju seusai memimpin rapat muspida yang juga dihadiri sejumlah tokoh dari Majelis Ulama Indonesia dan Majelis Sinode GKST.
Rapat Muspida plus yang berlangsung di ruang kerja Gubernur Paliudju itu membahas situasi keamanan di Poso pasca amuk massa di Pamona Timur yang menyerang Mapolsek setempat pada hari Jumat, dan peristiwa tiga ledakan bom di kota Poso pada Sabtu dini hari.
Peristiwa yang terjadi di dua wilayah berbeda di Kabupaten Poso itu tidak mengakibatkan jatuhnya korban jiwa kecuali kerugian materi.
Paliujdu mengatakan pembentukan tim khusus menggunaka pola pendekatan agama dan budaya sebab eskalasi yang memanas dua hari terakhir di Kabupaten Poso bersentuhan dengan agama dan budaya masyarakat setempat.
Amuk massa di Pamona Timur yang mayoritas berpenduduk nasrani, lanjut purnawirawan TNI berbintang dua ini, tidak dapat dipungkiri ekses dari pelaksanaan eksekusi terpidana mati kasus kerusuhan Poso, Fabianus Tibo, Dominggus da Silva dan Marinus Riwu.
Amuk massa di Pamona Timur selain merusak Mapolsek setempat, juga membakar tiga unit mobil operasional Polri serta beberapa sepeda motor.
Sementara tiga ledakan di Kota Poso, lanjut Paliudju, diduga kuat sebagai aksi balasan dari masyarakat kota Poso yang memberi pesan bahwa mereka tidak tinggal diam.
"Kondisi ini tidak boleh dibiarkan berlangsung lama sebab dapat merusak tatanan rekonsiliasi," ujarnya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006