Bogota, Kolombia (ANTARA) - Presiden Peru Dina Boluarte pada Rabu (18/9) menyatakan status darurat pada  tiga wilayah negara tersebut, tempat gelombang kebakaran hutan telah menyebar dan menghancurkan ribuan hektare hutan.

Institut Pertahanan Sipil Nasional Peru melaporkan terjadi 34 kebakaran hutan, yang masih berlangsung dan telah menewaskan 16 orang dan melukai 140 orang sejak Juli.

Sektor peternakan juga dilaporkan kehilangan 337 hewan.

Boluarte menyesalkan bahwa sebagian besar lebih dari 230 kebakaran hutan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir disebabkan oleh manusia, kemungkinan karena praktik budaya leluhur yang digunakan untuk menyiapkan lahan bagi pertanian dan memperluas batas-batas pertanian.

Dia mengatakan bahwa sekitar 80 persen kebakaran tersebut telah "terkendali," namun meminta komunitas petani untuk berhenti membakar padang rumput.

Tiga wilayah yang paling terdampak adalah San Martin, Ucayali, dan Amazonas, yaitu daerah-daerah yang menurut presiden sulit dijangkau pesawat untuk proses pemadaman kebakaran dari udara karena kondisi atmosfir yang rumit.

"Percayalah pada kami. Kalian tidak sendirian. Tapi mari kita jangan menyebabkan lebih banyak kebakaran," katanya.

Lebih dari 5.000 hektare (12.355 are) telah hangus terbakar dan beberapa kota di negara itu kehabisan air. Kondisi itu disebut para ahli sebagai salah satu kekeringan terburuk dalam lebih dari satu dekade.

Boluarte mengatakan 20 ton bantuan kemanusiaan telah dikirimkan ke Iquitos untuk menangani kekurangan air yang disebabkan oleh kurangnya hujan.


Sumber: Anadolu

Baca juga: Bolsonaro sebut masyarakat pribumi penyebab kebakaran Amazon

Baca juga: Sao Paulo bentuk Kabinet Krisis untuk atasi kebakaran hutan


 

Kebakaran hutan landa barat daya Turki, penduduk dilarang nyalakan api

Penerjemah: Primayanti
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024