Palu (ANTARA News) - Aparat keamanan dari Polri dan TNI mulai Sabtu melakukan penjagaan ekstra ketat di kota Poso, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), guna mencegah terjadinya hal-hal tak diinginkan menyusul rentetan aksi kekerasan kurun sepekan terakhir di bekas daerah konflik tersebut. Sejumlah warga Poso yang dihubungi ANTARA per telepon, Sabtu malam, melaporkan penjagaan ekstra ketat antara lain terlihat di perbatasan Kelurahan Sayo dan Kelurahan Kawua, Poso Kota. Di dua kelurahan bertetangga dan masing-masing dihuni mayoritas warga muslim dan kristiani itu, pada Jumat (29/9) malam sempat terjadi konsentrasi massa dalam jumlah besar. Konsentrasi massa ini dipicu oleh beredarnya isu akan terjadi aksi saling serang, menyusul rentetan peristiwa seperti hilangnya dua warga muslim asal Sulawesi Selatan akhir pekan lalu dan penyerangan aset kepolisian di Taripa, ibukota Kecamatan Pamona Timur, pada Jumat (29/9) sore. "Penjagaan di perbatasan kedua kelurahan itu pada malam ini semakin ditingkatkan. Puluhan aparat bersenjata lengkap terlihat berjaga-jaga di pinggir jalan dan sekitar rumah penduduk," kata Subhan, warga Sayo. Ia mengatakan, pengamanan serupa juga diberlakukan pada semua rumah ibadah (Masjid dan Gereja), fasilitas vital seperti Telkom, PLN, serta Kantor Bupati, DPRD, Kejaksaan, dan Pengadilan di kota Poso. "Bentuk pengamanannya dilakukan secara terbuka, tapi kemungkinan ada juga secara tertutup," kata Subhan. Mus, warga Kelurahan Moengko Lama di kecamatan Poso Kota, juga menyatakan hal serupa. Bahkan, menurutnya, semua kendaraan beserta penumpangnya yang masuk-keluar wilayah kabupaten dan kota Poso mendapatkan pemeriksaan ketat aparat keamanan, terutama ketika meliwati pos-pos penjagaan. "Aparat yang bertugas di lapangan hanya menyatakan pemeriksaan itu semata-mata hanya menjalankan instruksi pimpinan," kata dia. Tapi, laporan intelijen menyebutkan, sejak Sabtu pagi hingga malam pukul 22:20 Wita situasi kamtibmas di seluruh wilayah Kabupaten Poso masih tenang, namun mencekam.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006