Sampai mati pun enggak apa-apa. Ini kan terakhir ya

Ingin gantung raket dengan emas

Sayang, aksi-aksi Aurelia tak lagi bisa disaksikan setelah PON 2024 usai karena ia telah memilih gantung raket atas pertimbangan bersama keluarganya.

Cedera pergelangan kaki yang tak kunjung membaik dan sebaliknya semakin parah adalah salah satu faktornya. Ada faktor kuat lain yang tak bisa Aurelia ungkapkan yang mendasari keputusannya untuk pensiun dini.

Kamis ini dalam laga final di GOR PBSI Sumut, Deli Serdang, Sausan Dwi Ramadhani dari Jawa Tengah akan menentukan apakah gantung raket Aurelia berakhir indah dengan emas atau berakhir dengan perak. 

Yang pasti, untuk mencapai podium tertinggi, dia siap mati-matian. Apalagi ujiannya untuk hanya tampil dalam PON 2024 tidaklah mudah. Dua pekan sebelum kompetisi bulu tangkis dalam pesta olahraga empat tahunan itu mulai, cederanya kembali kambuh setelah terjatuh.

Namun, ini tak membuat Aurelia menyerah karena perjuangannya sudah terlampau jauh.

Ia menguatkan hatinya untuk tampil dalam PON 2024, pesta olahraga empat tahunan pertamanya, sekaligus terakhirnya. Ia ingin menutup karier bulu tangkisnya dengan indah dan bangga.

Pada pertandingan final nanti, tugasnya adalah berusaha sekuat tenaga di lapangan. Sisanya, ia serahkan kepada Tuhan yang sudah mengatur jalan hidupnya.

"Sampai mati pun enggak apa-apa. Ini kan terakhir ya, masa enggak mau dipaksa gitu. Mau sakit, mau gimana, nanti pokoknya paksa terus aja," kata Aurelia.

Baca juga: Jawa Tengah kunci juara umum bulu tangkis PON 2024 lebih cepat

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2024