Washington (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, pada Rabu memperingatkan "risiko serius peningkatan eskalasi" di Lebanon setelah serangkaian ledakan penyeranta (pager).

"Saya pikir apa yang terjadi sangat serius, tidak hanya karena jumlah korban yang ditimbulkan, tetapi juga karena adanya indikasi bahwa peristiwa ini dipicu," kata Guterres kepada para wartawan.

Pernyataannya ini muncul sehari setelah sedikitnya 12 orang, termasuk anak-anak, tewas dan ribuan lainnya terluka saat pager milik anggota Hizbullah meledak di seluruh Lebanon.

Kelompok Hizbullah Lebanon memastikan bahwa sedikitnya dua anggotanya tewas dan banyak yang terluka dalam ledakan tersebut, serta menuding Israel bertanggung jawab penuh atas insiden tersebut.

"Karena jelas bahwa logika di balik meledakkan semua perangkat ini adalah sebagai langkah serangan pencegahan sebelum operasi militer besar. Jadi, sama pentingnya dengan kejadian itu sendiri adalah indikasi bahwa peristiwa ini mengonfirmasi adanya risiko serius peningkatan eskalasi di Lebanon, dan segala sesuatu harus dilakukan untuk mencegah eskalasi tersebut," kata Guterres.

Ledakan pager ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan antara Israel dan Hizbullah, yang telah terlibat dalam perang lintas batas sejak dimulainya serangan mematikan Tel Aviv di Jalur Gaza.

Serangan tiada henti Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 41.200 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, setelah serangan lintas perbatasan oleh Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Negara Arab dan Islam tunjukkan solidaritas buat Lebanon usai ledakan
Baca juga: Hizbullah terima 5.000 penyeranta disusupi peledak lima bulan lalu
Baca juga: Pabrikan Taiwan sangkal penyeranta yang meledak di Lebanon buatannya


Penerjemah: Primayanti
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024