Garut (ANTARA) - Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin menyatakan bangunan rumah yang berada di episentrum atau berada di jalur gempa bumi Sesar Garsela di daerah itu harus kokoh agar tidak mudah roboh ketika terjadi bencana itu.

"Masyarakat yang akan membangun rumah itu harus dengan struktur yang benar dulu, saya lihat tadi banyak yang tidak pakai besi, dan itu mudah roboh," katanya setelah meninjau rumah warga yang rusak akibat guncangan gempa bermagitudo 5.0 di Desa Barusari, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu malam.

Ia  bersama tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut dan dinas terkait meninjau langsung kondisi bangunan rumah warga dan fasilitas umum lainnya yang rusak akibat gempa bumi di Desa Barusari.

Daerah itu, kata dia, dilaporkan terdapat rumah warga yang rusak karena berada di kawasan yang selama ini episentrum dari jalur gempa bumi Sesar Garsela, sehingga masyarakat setempat harus melakukan langkah mitigasi bencana untuk mengurangi risiko bencana.

Masyarakat yang tinggal di daerah rawan gempa bumi itu, kata dia, tidak hanya memperhatikan struktur bangunan rumah, tetapi juga tidak mendirikan bangunan rumah di lereng yang berisiko besar terdampak gempa bumi.

"Jangan membangun rumah di tempat bahaya di lereng-lereng dan tiap rumah itu ada tanaman, mulai dari sekarang," katanya.

Baca juga: Pj Bupati Garut pastikan bantuan untuk korban gempa tersalurkan

Ia mengatakan pemerintah daerah akan terus mengedukasi masyarakat tidak hanya saat terjadi gempa bumi, tetapi dalam keadaan normal akan dilaksanakan kegiatan mitigasi bencana alam bagi masyarakat Garut.

Edukasi yang perlu disampaikan kepada masyarakat, kata dia, terkait dengan membangun rumah agar tidak asal-asalan, melainkan harus dilakukan dengan benar dan dipastikan kokoh serta tidak mudah roboh apabila terjadi gempa.

"Model membangun rumah jangan asal nempel bata, jangan tingkat kalau strukturnya tidak kuat, pakai genting dengan struktur yang tidak jelas juga, saya lihat yang rusak ini strukturnya kelihatannya seperti itu, saya lihat yang bagus tidak rusak," katanya.

Selain membangun rumah yang kokoh, katanya, masyarakat juga harus bisa memiliki pengetahuan dalam menyelamatkan diri secara aman apabila terjadi bencana.

"Jadi, masyarakat harus bagaimana evakuasinya apabila terjadi bencana, bagaimana kalau terasa gempa, titik kumpul di mana, ini harus diedukasi, jangan sampai terjadi bencana menimpa korban," katanya.

Gempa bumi di Garut itu dilaporkan sudah lima kali, salah satunya guncangan berkekuatan magnitudo 5,0 pada Rabu, pukul 09:41:08 WIB yang terjadi di 24 km tenggara Kabupaten Bandung.

Akibat gempa itu dilaporkan oleh BPBD Garut terdapat kerusakan, yakni 233 rumah, 10 fasilitas pendidikan, enam fasilitas ibadah di 17 desa tersebar di enam kecamatan, yakni Kecamatan Pasirwangi, Sukaresmi, Tarogong Kaler, Cibiuk, Cisurupan, dan Samarang.

Baca juga: Pj Gubernur Jabar instruksikan gunakan dana BTT tangani bencana gempa
Baca juga: Guru Besar UII ingatkan pentingnya penerapan bangunan tahan gempa
Baca juga: BPBD Garut turunkan tim tanggulangi daerah terdampak gempa Bandung

Pewarta: Feri Purnama
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024