Istambul (ANTARA) - Mesir pada hari Rabu menegaskan kembali penolakannya terhadap kehadiran militer Israel di Koridor Philadelphi, perbatasan negara tersebut dengan Gaza, di tengah upaya mediasi yang sedang berlangsung untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di wilayah Palestina tersebut.
Berbicara dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Kairo, Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty mengatakan bahwa mereka telah membahas kebutuhan mendesak untuk gencatan senjata di Gaza dan pentingnya segera mencapai kesepakatan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersikeras untuk mempertahankan kehadiran militer di Koridor Philadelphi, perbatasan Mesir-Gaza, sebuah posisi yang ditolak keras oleh Kairo.
Diplomat tertinggi Mesir itu memperingatkan bahaya tergelincirnya konflik menjadi perang regional.
Peringatan ini datang sehari setelah setidaknya 12 orang tewas dan hampir 2.800 lainnya terluka dalam ledakan penyeranta (pager) di Lebanon.
Baca juga: PM Irak kirim tim medis ke Lebanon membantu korban ledakan pager
Baca juga: Menlu AS bertolak ke Mesir bahas upaya gencatan senjata di Gaza
Menanggapi ledakan tersebut, Abdelatty mengutuk segala bentuk eskalasi yang mengancam stabilitas dan kedaulatan Lebanon.
Tidak ada komentar dari Israel mengenai ledakan pager. Namun, Hizbullah bersumpah akan membalas serangan Israel setelah insiden tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Mesir itu juga mengatakan telah membahas dengan Blinken pentingnya mencapai kesepakatan terkait Bendungan Besar Renaissance Ethiopia dan memastikan bahwa hal itu tidak merugikan Mesir, serta pentingnya mendukung kesatuan Somalia.
Mesir memandang bendungan Ethiopia itu sebagai “ancaman eksistensial” terhadap aliran Sungai Nil di wilayah Mesir. Bertahun-tahun negosiasi antara kedua pihak gagal mencapai terobosan apa pun.
Sumber: Anadolu
Penerjemah: Primayanti
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024