Yogyakarta (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, peluncuran pencairan dana rekonstruksi untuk korban gempa akan dilakukan pada 5 Oktober di Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul. "Ada 31 kelompok masyarakat (pokmas) yang akan menerima dana rekonstruksi pada peluncuran 5 Oktober tersebut," katanya saat menerima kunjungan Jonathan Cun Liffe dari Unicef Yogyakarta di Kepatihan, Sabtu. Sebanyak 31 pokmas tersebut berasal dari Kecamatan Pundong 13 pokmas serta masing-masing sembilan pokmas dari Kecamatan Dlingo dan Jetis. Peluncuran dana rekonstruksi akan ditandai dengan penyerahan rekening kepada 31 pokmas yang saat ini sudah ada di Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) Yogyakarta. Masing-masing pokmas akan menerima dana tahap pertama sebesar Rp6 juta atau sekitar 40 persen dari Rp15 juta per unit rumah. "Selain itu peluncuran dana rekonstruksi juga akan ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan rumah korban gempa," kata dia. Setelah dilakukan verifikasi, sampai saat ini baru ada 31 pokmas yang akan menerima dana rekonstruksi. Karena itu masyarakat diharapkan mempercepat pembentukan pokmas agar dana rekonstruksi dapat segera dicairkan. Sultan menambahkan, dana rekonstruksi Tahap I sebesar Rp749 miliar dan Tahap II sebesar Rp945 miliar harus dicairkan seluruhnya untuk warga korban gempa paling lambat akhir Desember 2006. Jika tidak habis atau masih tersisa, harus dikembalikan ke kas negara. "Karena itu pada Desember nanti dana Tahap I dan II harus sudah bisa dicairkan," katanya. Sedangkan untuk Tahap III pemerintah pusat berencana menganggarkan Rp1,7 triliun. "Saya minta untuk ditambah menjadi Rp3,4 triliun, sehingga total jika ditambah Tahap I dan II mencapai Rp5 triliun," katanya. Jika tambahan tersebut disetujui pemerintah maka korban gempa tidak hanya menerima Rp15 juta, tetapi naik menjadi Rp25 juta per unit rumah. Pada kesempatan itu Sultan juga menjelaskan hasil verifikasi jumlah rumah yang roboh dan rusak berat akibat gempa 27 Mei lalu. "Ternyata terjadi penurunan dari 206.504 unit rumah yang roboh dan rusak berat menjadi sekitar 180 ribu - 200 ribu unit rumah," katanya. Sementara itu, Jonathan Cun Liffe dari Unicef Yogyakarta mengatakan pihaknya berencana mengumpulkan sekitar 5.000 anak di DIY dan 5000 anak di Klaten, Jawa Tengah di kawasan Prambanan. "Mereka akan diberi berbagai macam kegiatan untuk menghilangkan trauma akibat gempa. Unicef juga akan membantu shelter (tempat tinggal sementara) kepada korban gempa," katanya.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006