Yangon (ANTARA) - Dalam sebuah kompetisi robot yang belum lama ini digelar di Yangon, sejumlah inovator muda Myanmar memamerkan robot-robot mereka yang dirancang untuk menghadapi beragam skenario bencana dan meningkatkan respons darurat.

Nyan Koe, seorang siswa berusia 13 tahun dari Tim We Are Genius Myanmar 2, berpartisipasi dalam kompetisi tersebut dengan mobil robotiknya. "Saya mengikuti ajang ini karena saya tertarik dengan robotika. Saya berkompetisi dengan sebuah mobil pencarian dan penyelamatan. Mobil ini dapat digunakan saat terjadi gempa bumi dan tanah longsor," paparnya.

"Robot-robot ini dapat mencapai lokasi dengan banyak bangunan runtuh. Manusia tidak dapat memasuki area berbahaya seperti itu, tetapi robot dapat masuk dan menyelamatkan warga, serta dapat membantu dalam proses pencarian warga," kata siswa tersebut saat berbicara tentang manfaat dari mobil robotik.
 
  Para siswa merakit robot selama kontes Olimpiade Robot Dunia 2024 di Yangon, Myanmar, 15 September 2024. ANTARA/Xinhua/Myo Kyaw Soe


Nyan Koe juga mengungkapkan ambisinya untuk mengembangkan mobil robotik. "Di Myanmar, saya tidak melihat operasi penyelamatan menggunakan banyak teknologi. Saya ingin membantu tim penyelamat di sini."   "Menurut saya, kompetisi ini hebat dan saya sangat tertarik sekaligus terkesan dengan proyek-proyek yang diciptakan oleh para inovator muda. Sungguh menakjubkan melihat kemampuan dan kreativitas yang mengesankan dari kaum muda Myanmar dalam menggunakan teknologi untuk tujuan kemanusiaan," tutur Maria (50), seorang pengunjung asing, sambil berjalan-jalan melewati stan-stan yang memamerkan serangkaian proyek.

Kyaw Bhone Khant Zaw, seorang siswa berusia 11 tahun dari Tim We Are Genius Myanmar 1, menjelaskan proyek dari timnya. "Kami menciptakan sebuah perahu pencarian dan penyelamatan robotik yang dirancang untuk menyelamatkan warga. Saat ini, seperti yang Anda ketahui, ada banyak kasus bencana banjir di Myanmar. Saya ingin menyelamatkan orang-orang yang terancam bahaya. Perahu ini akan membantu menyelamatkan mereka."

Ko Ko Gyi, siswa berusia 17 tahun dari Tim ILBC 1, menjelaskan bahwa "proyek kami berfokus pada perlindungan masyarakat dari dampak bencana alam yang dahsyat seperti banjir dan gempa bumi. Dengan memadukan teknologi inovatif dengan praktik berkelanjutan, kami berniat menciptakan solusi-solusi yang tidak hanya mencegah kerusakan, tetapi juga membantu membangun kembali dan melindungi kehidupan banyak orang."

"Kami memilih proyek ini dengan tujuan menyelamatkan nyawa melalui proyek kami di masa mendatang," imbuhnya.
 
   Para siswa merakit robot dalam kontes Olimpiade Robot Dunia 2024 di Yangon, Myanmar, 15 September 2024. ANTARA/Xinhua/Myo Kyaw Soe


"Menurut saya, kompetisi ini hebat dan saya sangat tertarik sekaligus terkesan dengan proyek-proyek yang diciptakan oleh para inovator muda. Sungguh menakjubkan melihat kemampuan dan kreativitas yang mengesankan dari kaum muda Myanmar dalam menggunakan teknologi untuk tujuan kemanusiaan," tutur Maria (50), seorang pengunjung asing, sambil berjalan-jalan melewati stan-stan yang memamerkan serangkaian proyek.

"Sangat menginspirasi melihat bagaimana generasi mendatang bangkit untuk mengatasi isu-isu serius dan menciptakan perubahan positif. Masa depan tampak cerah dengan individu-individu yang bersemangat dan kompeten untuk memimpin," kata Maria.

Lebih dari 50 kontestan dari 15 tim dari seluruh Myanmar berpartisipasi dalam dua kategori kompetisi robot, yakni Robo Mission dan Future Innovators. Pemenangnya akan mewakili Myanmar dalam Final Internasional Olimpiade Robot Dunia 2024 di Turkiye pada November tahun ini.


 

Penerjemah: Xinhua
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024