Sekarang sudah banyak remaja usia 20 tahun ke atas yang memiliki sakit riwayat jantung
Jakarta (ANTARA) - Tren penggunaan rokok elektrik yang diyakini lebih baik dibandingkan dengan rokok konvensional dalam segi kesehatan ternyata tidak berlaku, keduanya memiliki risiko memunculkan sakit jantung pada penggunanya.

“Ternyata rokok elektrik itu sama berbahayanya dengan rokok konvensional. Meski saat ini masih banyak pro dan kontra atau perdebatan,” kata Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto Dr. Rio Probo Kaneko, SpJP, FIHA, FASCC saat diskusi “Menjaga Kesehatan Jantung AZ” secara daring yang digagas oleh Sekolah ANTARA, Rabu.

Perdebatan tersebut dikarenakan perokok aktif yang ada di Indonesia, memiliki jumlah sebanyak 37,9 persen dari total populasi sebesar 270 juta jiwa. Angka tersebut memasukkan nama Indonesia, menjadi negara nomor 13 dengan konsumsi rokok terbanyak diseluruh dunia.

Sehingga, perlu bagi masyarakat Indonesia mewaspadai akan kondisi kesehatan jantung. Karenanya, sakit jantung saat ini tidak lagi hanya didominasi oleh kalangan yang sudah berumur ataupun lansia.

Pada kenyataannya, banyak di kalangan remaja usia 20 tahun ke atas sudah memiliki riwayat sakit jantung. Hal tersebut, tentunya tidak hanya disebabkan akibat konsumsi rokok saja, melainkan gaya hidup yang tidak sehat.

“Kalau dulu memang itu didominasi oleh orang tua 40 tahun ke atas. Tetapi, berdasarkan data sudah ada pergeseran usia, karena gaya hidup. Sekarang sudah banyak remaja usia 20 tahun ke atas yang memiliki sakit riwayat jantung,” jelasnya.

Baca juga: Kandungan berbahaya di balik nikmatnya rokok
Baca juga: Kampanye anti rokok bisa jadi salah satu cara cegah remaja merokok


Oleh karena itu, menurut dia, pentingnya untuk mengatur gaya hidup sehat melalui berbagai cara seperti rutin melakukan olahraga, konsumsi makan-makan yang sehat hingga istirahat yang teratur.

“Oleh karena itu mencegah lebih baik dari pada mengobati, jadi rutin untuk mengecek kesehatan minimal satu tahun sekali,” tutur dia.

​​​​​Sebagaimana diketahui bersama, rokok mengandung zat yang dapat membahayakan tubuh. Rokok juga sangat berdampak negatif bagi sistem pernapasan, baik terhadap perokok aktif ataupun orang sekitar perokok (perokok pasif) yang dapat terdampak juga.

Kematian yang disebabkan oleh rokok terjadi lebih dari 8 juta orang setiap tahun. Sebanyak 7 juta orang yang meninggal merupakan perokok aktif, sedangkan 1,2 juta sisanya merupakan perokok pasif.

Baca juga: UI: Risiko rokok elektrik dapat lebih tinggi dari rokok konvensional
Baca juga: Risiko vape sebagai rokok elektrik pada remaja
Baca juga: Pakar: Produk tembakau alternatif solusi pengurangan bahaya tembakau


Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024