Mengingat Museum dan Kampung Seni Borobudur akan menjadi pintu masuk pengunjung, tapi ini memang bertahap uji cobanya, kita akan terus evaluasi setiap hari apa yang perlu dikoreksi dan juga ditingkatkan atau bahkan sampai level penyesuaian

Magelang (ANTARA) - Pengunjung Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, melakukan uji coba lapangan parkir baru di kawasan Museum dan Kampung Seni Borobudur.

Juru Bicara PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu (PT TWC) Boko Ryan Eka Permana Sakti di Magelang, Rabu, menyampaikan, sejak 16 September 2024 melakukan uji coba lapangan parkir baru , karena hal ini penting bagi TWC mengetahui apa yang perlu ditingkatkan dari sisi pengunjung.

"Mengingat Museum dan Kampung Seni Borobudur akan menjadi pintu masuk pengunjung, tapi ini memang bertahap uji cobanya, kita akan terus evaluasi setiap hari apa yang perlu dikoreksi dan juga ditingkatkan atau bahkan sampai level penyesuaian," katanya.

Ia menyampaikan, yang mendasari uji coba ini yang jelas ingin memastikan bahwa sebelum sepenuhnya berfungsi , Museum dan Kampung Seni Borobudur ini , masyarakat terutama pengunjung bisa lebih familier karena tentu dalam proses transisi ada banyak masukan-masukan yang berharga dari masyarakat.

"Sekarang sudah ada beberapa atau puluhan kendaraan baik yang ukuran kecil , sedang, dan besar uji coba untuk parkir , kemudian pengunjung disediakan kendaraan penjemputan untuk ke Candi Borobudur," katanya.

Ia menyebutkan, total luas Museum dan Kampung Seni Borobudur menempati lahan 10,74 hektare , dengan menampung pedagang 1.943 orang, dan kapasitas parkir antara lain untuk sepeda motor 414 unit, mobil 368 unit, bus 96 unit.

Di sela uji coba lapangan parkir baru dan tempat berdagang bagi pedagang di kawasan Candi Borobudur, hari ini terdapat unjuk rasa dari kalangan pedagang Sentra Kerajinan Makanan Borobudur yang belum mendapat lapak di Museum dan Kampung Seni Borobudur.

Sekretaris paguyuban Sentra Kerajinan Makanan Borobudur Dwias Panghegar menyampaikan tuntutan pertama karena belum mendapatkan hak atas lapak di kampung seni.

"Kita sudah empat bulan ikut audiensi dan berdiskusi sampai saat ini belum ada kejelasan tentang hal lapak di kampung seni," katanya.

Ia menyampaikan data yang digunakan di pasar seni itu seharusnya data dari awal verifikasi, kemudian ingin hak berserikat, berkumpul, dan berorganisasi itu benar-benar dilindungi.

Menurut dia, ada sekitar 300 orang yang belum mendapatkan lapak di Museum dan Kampung Seni Borobudur.

Baca juga: TWC usung empat pilar pengelolaan Candi Borobudur
Baca juga: Wamenag berharap pemasangan catra Borobudur segera terealisasi

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024