Posisi anak muda sangat krusial dan dianggap sebagai agen perubahan serta pelopor dalam kebangkitan politik di masa depan, namun nyatanya memiliki partisipasi politik yang sangat rendah

Surabaya (ANTARA) - Program Studi Ilmu Komunikasi dan Magister Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jawa Timur mengundang sejumlah pakar untuk membahas tentang peran anak muda dalam politik melalui seminar nasional bertajuk Commposition (Communication Symposium and Convention) di Surabaya, Rabu.

Pakar-pakar yang diundang yakni Pakar Politik Universitas Airlangga Surabaya Dr. Suko Widodo, Pakar Politik sekaligus Wakil Rektor III Universitas Trunojoyo Madura Surokim, M.Si serta Pengamat Politik dan Ahli Pembacaan Digital Activism Big Data dari Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jawa Timur Dr. Irwan Dwi Arianto.

Baca juga: Khofifah tekankan pentingnya jadi pemimpin tranformatif ke mahasiswa

"Seminar ini dilatarbelakangi oleh dinamika politik yang terjadi pada kontestasi politik di tahun ini yang sangat mempengaruhi dan menjadi sorotan masyarakat. Sebagai negara demokrasi, partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat, terutama anak muda, sangat menentukan bagaimana Indonesia ke depannya," kata Koordinator Program Studi Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jawa Timur, Syafrida Nurrachmi Febriyanti.

Menurutnya, bonus demografi menjadikan anak muda sebagai pemilih terbanyak dalam pemilihan presiden (pilpres) maupun pemilihan kepala daerah (pilkada) yang akan datang, turut menjadikan arah politik Indonesia ada di tangan pemudanya.

Posisi anak muda sangat krusial dan dianggap sebagai agen perubahan serta pelopor dalam kebangkitan politik di masa depan, namun nyatanya memiliki partisipasi politik yang sangat rendah.

Selain itu, kata Syafrida, rendahnya partisipasi politik anak muda perlu dikaji dan dilihat keinginan dan kebutuhan mereka.

"Kita harus tau keinginan dan kebutuhannya anak muda saat ini, seperti apa kepedulian mereka terhadap siapa yang dia coblos, bagaimana anak muda mencari informasi yang benar terkait pemilu, bagaimana anak muda menyuarakan opininya dan apakah suaranya didengar?,” ujar pengamat dan peneliti budaya anak muda itu.

Pengamat politik dan ahli pembacaan digital activism big data dari Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jawa Timur Dr. Irwan Dwi Arianto menjelaskan bahwa rendahnya partisipasi politik anak muda dipengaruhi oleh narasi-narasi para aktor politik.

Baca juga: UI siapkan riset kesejahteraan anak di Lapas, maju ke PIMNAS di Unair

"Sejauh ini aktor politik hanya membangun narasi-narasi kekuasaan yang itu tidak disukai oleh anak muda, aktor politik kurang melihat apa yang menjadi sorotan anak muda saat ini seperti mental health misalnya," ujar Irwan.

Kompleksnya situasi politik saat ini juga dianggap krusial dalam mempengaruhi anak muda, sehingga perlu langkah-langkah dalam mempersiapkan anak muda.

Pakar politik sekaligus Wakil Rektor III Universitas Trunojoyo Madura Surokim, M.Si menyatakan perlu memberikan bekal literasi politik agar mereka memiliki kesiapan yang mapan saat ini, tidak kagetan dan tidak gampang main blunder.

"Anak muda perlu mendapatkan pemahaman sehingga memiliki mindset baru, sikap dan perilaku baru termasuk cara cara baru dalam politik digital era baru," kata Surokim.

Ia menambahkan bahwa kerja politik anak muda harus berbasis data dan pengetahuan yg kuat sehingga mereka bisa menyusun program aksi politik yang elegan dalam membangun peradaban politik kekinian.

Sejalan dengan Surokim, pakar politik Unair Suko Widodo juga menyampaikan bahwa anak muda perlu diarahkan untuk melihat jejak peran mereka dalam menentukan arah bangsa ini.

"Ketika anak muda memiliki kesadaran politik, terdidik, dan paham, saya yakin Indonesia emas akan dapat tercapai dengan sumberdaya yang baik," katanya.

Baca juga: AHY pertahankan disertasi saat jalani sidang doktoral di Unair

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024