"Perseroan telah resmi mencatatkan sahamnya di BEI, banyak ketentuan yang harus dipatuhi setelah menjadi perusahaan terbuka, maka itu tata kelola perusahaan yang baik (GCG) harus di tingkatkan," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen dalam sambutan pencatatan perdana saham PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk di Jakarta, Rabu.
Ia mengharapkan bahwa perseroan dapat meningkatkan kinerjanya sehingga sahamnya dilirik investor dan dapat memberi kontribusi peningkatan likuiditas pasar modal Indonesia.
Direktur Utama DAJK, Andreas Chaiyadi Karwandi mengatakan bahwa pencatatan saham di BEI merupakan salah satu langkah positif bagi perseroan untuk meningkatkan kinerja. Melalui pasar modal perseroan memiliki dana tambahan untuk melakukan ekspansi.
"Kami yakin dan percaya kinerja perseroan akan lebih baik lagi dan dapat menjalankan GCG, kami akan menjaga fundamental perusahaan ini agar juga memberikan dampak yang baik bagi pemegang saham," katanya.
Dalam pelaksanaan penawaran penawaran umum perdana saham (IPO) PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk, perseroan meraih dana sebesar Rp470 miliar dengan melepas saham ke publik sebanyak satu miliar lembar saham atau setara 40 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum.
Dipaparkan bahwa dana hasil IPO itu sebesar 60 persen digunakan untuk tambahan modal kerja, dan sekitar 40 persen digunakan untuk peningkatan kapasitas produksi seperti membeli mesin-mesin baru.
Saham DAJK dibuka menguat sebesar 10 poin menjadi Rp480 per lembar saham dibandingkan harga penawaran awal Rp470 per lembar saham. Saham DAJK itu sempat menyentuh level tertinggi ke posisi Rp515 dan level terendah di Rp475 per lembar saham.
Pewarta: Zui Mahrofi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014