"Seharusnya dalam memanfaatkan fasilitas taman, semua orang mempunyai tanggung jawab yang tinggi untuk ikut menjaganya," kata Direktur Eksekutif Yayasan Kehati, MS Sembiring di Jakarta. Rabu.
Menurut dia, taman memang sudah seharusnya digunakan sebagai fasilitas umum, tetapi para penggunanya harus sadar mereka harus tetap menjaga lingkungan taman.Terlebih lagi, kerusakan juga menimpa tanaman langka yang ditanam di taman tersebut.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya, Chalid Buhari menyebutkan bahwa kerusakan di Taman Bungkul tersebut meliputi lima tanaman langka yaitu bintaro merah, beringin putih, joklan, anggur laut, dan pagoda.
Tidak hanya itu saja, beberapa tanaman lain juga ikut rusak karena terinjak-injak oleh pengunjung acara pada kegiatan bagi-bag es krim gratis oleh PT Unilever Indonesia.
Dalam konteks ekologis, taman kota memiliki peran yang sangat penting. Selain sebagai ruang terbuka hijau yang menjadi paru-paru kota karena fungsinya yang menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen, taman kota juga penting sebagai resapan air yang mendukung ketersediaan air bagi penduduk kota.
Tidak hanya itu saja, taman kota juga berfungsi sebagai sarana untuk melestarikan plasma nutfah, seperti halnya tanaman langka yang ada di Taman Bungkul Surabaya.
Taman kota adalah bentuk pelestarian keanekaragaman hayati diluar kawasan konservasi. Tanaman langka yang berada di taman dapat menjadi referensi dan edukasi terhadap publik.
MS Sembiring meminta pengelola acara untuk lebih bijaksana dalam memilih lokasi kegiatan. Jika harus menggunakan taman, maka penyelenggara harus memiliki tanggung jawab yang tinggi untuk ikut menjaga taman tersebut.
"Penyelenggara acara seharusnya justru ikut memberikan pendidikan pada masyarakat tentang menjaga lingkungan. Kepedulian terhadap lingkungan harus dimulai dari hal yang kecil, salah satunya adalah ikut menjaga keberlangsungan taman kota," katanya.
Pemerintah daerah juga diharapkan lebih pro-aktif dalam menjaga taman-taman kota misalnya dengan memperjelas peraturan dan izin sehingga penggunanya akan lebih bertanggung jawab.
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014