pembagian dividen merupakan bentuk komitmen perseroan dalam menciptakan nilai ekonomi utamanya bagi para 'shareholders'
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) menjadi BUMN yang memberikan setoran dividen terbesar selama 10 tahun terakhir dengan total mencapai Rp90,79 triliun.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, bahwa pembagian dividen ini merupakan bentuk komitmen perseroan dalam menciptakan nilai ekonomi utamanya bagi para shareholders.

“Ini adalah bukti nyata bahwa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki fungsi agent of development dan value creator dapat menjalankan peran economic dan social value secara simultan,” ujar Sunarso.

Melalui strategi dan inisiatif yang didukung pengelolaan modal yang baik, pihaknya optimistis dapat terus menciptakan nilai dan memberikan return yang optimal kepada pemegang saham, termasuk negara.

“Melalui pembayaran pajak dan dividen, laba tersebut akan kembali ke negara sebagai pemegang saham mayoritas. Selanjutnya, laba ini digunakan untuk kepentingan rakyat Indonesia melalui berbagai program pemerintah,” jelasnya.

Baca juga: Holding UMi BRI Group salurkan Rp622,3 triliun selama tiga tahun

Baca juga: BRI gandeng serikat pekerja bangun hubungan kerja yang harmonis


Sunarso mengatakan bahwa permodalan perseroan masih kuat sehingga pihaknya dapat membagikan dividen sekaligus menjaga dividend payout ratio secara optimal.

“Rasio kecukupan modal BRI masih sangat kuat, di mana Capital Adequacy Ratio (CAR) BRI tercatat sebesar 25,13 persen pada akhir triwulan II 2024,” ucapnya.

Perseroan juga memiliki tambahan modal Rp41 triliun yang berasal dari right issue pembentukan Holding Ultra Mikro (UMi) bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan PT Pegadaian.

Setoran dividen BRI ke kas negara selama periode 2014-2023 berkisar Rp3,6 triliun hingga Rp23,23 triliun setiap tahunnya. Berikut besaran setoran dividen BRI ke kas negara sejak 2014:

  1. Tahun 2014: Rp3,60 triliun
  2. Tahun 2015: Rp4,13 triliun
  3. Tahun 2016: Rp4,36 triliun
  4. Tahun 2017: Rp6,00 triliun
  5. Tahun 2018: Rp7,47 triliun
  6. Tahun 2019: Rp9,52 triliun
  7. Tahun 2020: Rp11,77 triliun
  8. Tahun 2021: Rp6,92 triliun
  9. Tahun 2022: Rp14,04 triliun
  10. Tahun 2023: Rp23,23 triliun.
 

Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024