Medan, Sumatera Utara (ANTARA) - Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 yang digelar di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) tak hanya merupakan pesta olahraga yang dinikmati oleh atlet maupun ofisial, namun juga dirasakan oleh seluruh masyarakat sekitar, khususnya di Sumut.

Berbagai aspek ekonomi di lingkungan Sumut pun terdampak dengan adanya pesta olahraga terbesar di Indonesia tersebut, seperti pariwisata, infrastruktur, UMKM, hingga tenaga kerja.

Bagaimana tidak, di Sumut, perhelatan nasional empat tahun sekali itu mempertandingkan 34 cabang olahraga dengan 46 disiplin dan 528 nomor.

Dengan demikian jumlah peserta yang bertanding di Sumut sebanyak 6.281 atlet dan 3.140 ofisial dari 38 provinsi di Indonesia sepanjang 8-20 September 2024. Angka tersebut tentunya belum termasuk pendukung yang berasal dari kerabat maupun teman para atlet maupun ofisial.

Selain itu, pertandingan beberapa cabang olahraga juga telah dimulai sejak akhir Agustus 2024 atau sebelum pembukaan yang berlangsung pada 9 September 2024, lantaran durasi pertandingan pada cabang olahraga tertentu yang cukup panjang.

Untuk para atlet dan ofisial, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut telah menyiapkan 8 ribu kamar pada 96 hotel, 61 rumah sakit pendukung, 128 ambulans, 1.150 tenaga kesehatan, hingga 1.500 kendaraan.

Implikasinya, banyak tenaga kerja yang dibutuhkan dan tertampung hingga kinerja sektor akomodasi, makanan, dan minuman terdongkrak karena penyelenggaraan PON 2024.

Di Medan, hotel berbintang tercatat penuh terpesan sejak 28 Agustus hingga 20 September 2024. Tak hanya akibat para kontingen, tetapi kamar hotel juga penuh terpesan oleh masyarakat dari luar Sumut yang ingin menyaksikan perhelatan PON tahun ini.

Pin akrilik PON XXI 2024 yang dijual pada pameran UMKM di Hotel Grand Mercure Medan, Sumatera Utara. (ANTARA/HO-PB PON XXI Sumut)

Baca juga: BI sebut PON XXI di Aceh akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi

Apalagi, semenjak kebijakan tiket gratis menonton pertandingan PON 2024 diberlakukan di Sumut. Berbagai pedagang kaki lima di sekitar lokasi pertandingan pun kebanjiran rezeki.

Salah satunya dialami oleh Dodi, pedagang es kolak durian yang berjualan di sekitar Kolam Renang Medan Selayang, salah satu lokasi pertandingan cabang olahraga renang pada PON 2024.

Berjualan dengan menggunakan mobil pick up, dirinya mengaku semenjak PON berlangsung, penjualannya meningkat hingga sampai pernah mencapai lebih dari 200 porsi per hari dari yang sebelumnya hanya 50 porsi.

Selain kolak durian, dia menjual pula es teler durian, pulut durian, dan es pokat durian, dengan rentang harga Rp10 ribu hingga Rp18 ribu per porsi.

"Banyak sekali penonton dan lainnya yang membeli kolak durian semenjak adanya PON," ujar Dodi.

Begitu pula dengan beberapa tempat wisata di Medan, yakni Istana Maimun, yang kebanjiran wisatawan selama perhelatan PON XXI 2024. Berada di pusat Kota Medan, wisata bersejarah tersebut ramai dikunjungi kontingen dari berbagai daerah pada sore hari untuk bersantai dan berfoto.

Salah satu penjaga loket Istana Maimun, Fadil mengungkapkan sepanjang PON 2024 rata-rata pengunjung yang datang sebanyak 1.000 orang per hari, dari yang biasanya hanya 200-500 orang.

Tempat tersebut cenderung dipilih wisatawan karena harga tiket masuknya yang murah, yakni hanya Rp10 ribu per orang. Dengan tiket tersebut, para pengunjung bisa masuk ke dalam untuk melihat isi istana Kesultanan Deli itu.

Baca juga: Mendagri: PON jadi ajang promosi hingga dongkrak ekonomi Aceh-Sumut

Selanjutnya: Infrastruktur

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024