Di masa transisi ini kami mencatat potensi angin kencang di wilayah Aceh cukup dominan, terutama Banda Aceh, Aceh Besar, pesisir barat selatan, kemudian juga di wilayah tengah. Secara sporadis bisa sewaktu-waktu terjadi di wilayah utara dan timur
Banda Aceh (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut saat ini wilayah Aceh berada pada masa transisi dari musim kemarau ke musim penghujan, sehingga warga diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi.

"Di masa transisi ini kami mencatat potensi angin kencang di wilayah Aceh cukup dominan, terutama Banda Aceh, Aceh Besar, pesisir barat selatan, kemudian juga di wilayah tengah. Secara sporadis bisa sewaktu-waktu terjadi di wilayah utara dan timur," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda Banda Aceh Nasrol Adil di Aceh Besar, Rabu.

Saat ini berdasarkan pantauan BMKG ada gelombang ekuatorial Rossby di Sumatera bagian utara, belokan angin (shearline),  serta daerah korvengensi di Provinsi Aceh. Selain itu anomali suhu muka laut yang hangat di perairan utara dan barat Aceh juga dapat meningkatkan potensi penguapan atau penambahan massa uap air.

Baca juga: BMKG prakirakan hujan landa Banda Aceh hingga sepekan ke depan

Beberapa kondisi tersebut dapat berpotensi terhadap peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah Aceh. "Kondisi angin kencang potensinya terjadi pada saat siang hingga menjelang malam. Kecepatan angin mencapai 20 hingga 30 knot," kata Nasrol.

Ia menambahkan masa transisi ini memang terjadi di Aceh pada September.

Kondisi cuaca ekstrem di daerah Tanah Rencong saat ini diperkirakan bertahan dalam beberapa hari ke depan, bahkan berpotensi hingga akhir September untuk beberapa daerah.

Baca juga: BMKG siagakan alat pemantau cuaca untuk keselamatan atlet PON di Aceh

"Nanti (angin kencang) akan melandai periode Oktober-November, tetapi jumlah curah hujan akan meningkat," katanya.

Oleh karena itu, lanjut dia, masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap pohon, tiang, baliho, yang tumbang akibat volume hujan tinggi dan angin kencang.

"Penggunaan tenda untuk PON juga harus diperhatikan, kekuatan dari tiang-tiangnya dan juga pasaknya agar kuat. Mohon diperhatikan bangunan sudah lapuk serta rentan dan juga jaringan listrik," ujarnya.

Baca juga: BMKG lakukan modifikasi cuaca antisipasi hujan saat pembukaan PON XXI

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024