Moskow (ANTARA) - Perdana Menteri Irak Mohammed Shia Al Sudani memerintahkan pengiriman tim medis Irak ke Lebanon pada Selasa (17/9) untuk membantu korban yang terluka akibat serangan ledakan alat penyeranta (pager).

Lebih dari 4.000 orang terluka dan setidaknya 11 orang, termasuk seorang anak, tewas pada Selasa akibat ledakan massal pager genggam di beberapa wilayah Lebanon, kata Menteri Kesehatan Firass Abiad.

Pemerintah Lebanon dan gerakan Hizbullah menyalahkan Israel untuk ledakan tersebut.

"Pemerintah Irak memantau dengan cermat perkembangan keamanan serius di Lebanon, termasuk serangan siber terbaru oleh entitas Zionis... Perdana Menteri Mohammed S. Al-Sudani telah mengarahkan pengiriman tim medis Irak dan unit tanggap darurat ke Lebanon untuk memberikan bantuan segera secepat mungkin, meringankan penderitaan para korban sipil yang tidak bersalah," kata kantor perdana menteri Irak.

Perkembangan terbaru di Timur Tengah, termasuk persiapan Israel untuk serangan darat ke Lebanon selatan, memerlukan campur tangan internasional yang mendesak sebelum situasi memburuk menjadi perang yang lebih luas, tambah kantor pers setempat.

Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty mengadakan percakapan telepon dengan rekannya dari Lebanon, Abdallah Bou Habib, dan penjabat Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, menawarkan dukungan penuh dari Kairo.

Dia meyakinkan Lebanon akan komitmen Mesir terhadap stabilitas dan keamanan di Lebanon, kata Kementerian Luar Negeri Mesir.

Kementerian Luar Negeri Lebanon mengatakan bahwa penyebab ledakan pager adalah serangan siber oleh Israel.

Media melaporkan bahwa pager digunakan oleh Hizbullah sebagai sistem komunikasi tertutup yang paling tidak rentan terhadap peretasan dan penyadapan.

Sumber: Sputnik-OANA

Baca juga: Hizbullah sebut Israel bertanggung jawab penuh atas ledakan di Lebanon
Baca juga: PBB sangat khawatir akan ledakan penyeranta mematikan di Lebanon


Penerjemah: Primayanti
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2024