Pimpinan Baznas RI Bidang Transformasi Digital Nasional Nadratuzzaman Hosen melalui keterangan di Jakarta, Rabu, memaparkan pertumbuhan donasi secara daring menunjukkan tren yang sangat positif.
Menurut riset pada tahun 2020, lebih dari 75 persen pengguna internet di Indonesia mengakses layanan keuangan digital, termasuk donasi secara daring, di mana pada tahun 2021, sekitar 60 persen transaksi zakat, infak, dan sedekah di Baznas dilakukan melalui kanal digital.
Baca juga: Baznas kumpulkan zakat Rp912 miliar per September, dekati target 2024
Nadratuzzaman juga menekankan pelayanan muzaki dan mustahik tidak selamanya harus dilakukan dengan cara konvensional. Oleh karena itu, perlu adanya bantuan dari kehadiran teknologi, yang saat ini sedang terus dioptimalisasi oleh Baznas.
"Oleh karena itu, teknologi menjadi solusi penting untuk mendukung pengelolaan zakat. Beberapa aspek teknologi yang dapat dimanfaatkan antara lain digitalisasi platform zakat online, crowdfunding, big data, AI, mobile apps, fintech, serta sistem monitoring dan pelaporan terpusat," ujarnya.
Baca juga: Baznas tingkatkan kompetensi amil zakat melalui sertifikasi profesi
"Rakernis ini berfokus pada penyesuaian sistem digital yang digunakan Baznas, terutama dalam memastikan keamanan informasi dalam proses pengelolaan zakat," katanya.
Dalam era digital seperti saat ini, Andrian menilai perlindungan data menjadi sangat penting agar seluruh proses pengelolaan zakat bisa berjalan dengan aman dan lancar.
Baca juga: Baznas luncurkan Simba-UPZ untuk mengoptimalkan tata kelola zakat
"Sebagai bagian dari upaya pengembangan teknologi, Baznas juga memberikan pelatihan kepada para amil. Pelatihan ini bertujuan untuk memastikan bahwa mereka memiliki keterampilan yang memadai dalam menggunakan teknologi untuk mengelola data di daerah masing-masing secara transparan dan efisien," tuturnya.
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024