Bicara regenarasi

Lilies mulai memelankan suaranya saat berbicara soal regenerasi atlet panahan. Menurutnya, untuk kembali melahirkan srikandi panahan Indonesia, tak cukup dengan mengandalkan Diananda seorang.

Menurut Lilies, setidaknya butuh empat atlet seperti Diananda untuk memodali mimpi medali di Olimpiade, dalam hal ini Olimpiade Los Angeles 2028.

Oleh karena itu, untuk memicu terwujudnya regenarasi, setidaknya satu atlet putri atau satu atlet putra harus berhasil menjuarai atau mendapat medali di 'World Archery Cup' selama tiga tahun berturut-turut terlebih dahulu.

Menjuarai tiga kejuaraan dunia, mulai dari 'World Archery Cup 2025' akan membentuk ketahanan mental atau 'mental endurance' atlet senior.

Lilies yakin jika habitus juara itu terwujud, dapat dipastikan atlet-atlet junior di pemusatan latihan nasional (pelatnas) dapat mengikuti dan kemudian melakoni jejak juara itu.

Lebih lagi jika ada atlet junior panahan yang bisa bersama seniornya dapat menginjakkan kaki di semifinal 'World Archery Cup'. Di titik itulah, kata Lilies, kepastian regenarasi atlet panahan dimulai.

Secara teknis, terdapat lima aspek latihan yang menurut Lilies dapat mewujudkan regenerasi tersebut, yakni penguasaan teknik, kondisi fisik, kondisi mental, kondisi peralatan dan pemahaman kondisi angin.

Pemanah Kalimantan Timur Rohani Sephia Ananda Hatta (kanan) membidik sasaran saat melawan pemanah Jawa Tengah Hilyah Aulia Abdillah (kiri) pada final panahan nomor compound putri PON XXI Aceh-Sumut 2024 di venue panahan, Kompleks Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Aceh, Sabtu (14/9/2024). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/pras. (ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A)
Baca juga: Panahan -Lilies Handayani: faktor teknik pemain bawa Jatim mendominasi

Oleh karena itu, Lilies secara khusus menyodorkan program latihan terus-menerus untuk menggodok regenerasi atlet. Oleh karena itu, evaluasi PON salah satunya harus menghasilkan program latihan berkelanjutan bagi para atlet. Pelatnas pun, kata Lilies, hingga kini belum memiliki kepastian akan pelatihan berkelanjutan. Meskipun tidak menyebut detail, Lilies menegaskan perlunya dana yang cukup untuk mewujudkan regenarasi atlet.

Jadi pelatnas tidak hanya menjadi arena latihan atlet senior, tetapi juga tempat mencetak atlet-atlet muda berkualitas. Hal itu menjadi semakin vital karena masalah pelatnas kini adalah absennya 'atlet lapis' berkualitas.

Lilies mengakui banyak atlet muda panahan Indonesia yang potensial, namun atlet-atlet itu tidak dibina oleh program latihan berkelanjutan.

Dengan adanya dana yang stabil serta manajemen atlet yang bagus, misalnya soalnya pembagian waktu sekolah dan latihan memanah atlet-atlet muda, maka Lilies yakin regenerasi dapat terwujud.

Baca juga: Jawa Timur konsisten tempatkan panahan jadi lumbung medali emas

Selanjutnya: Bagaimana kata KONI?

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024