Medan (ANTARA) - Pelatih renang perairan terbuka Sumatera Utara Dwi Jitrada Afrido mengatakan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumatera Utara menjadi pengalaman berharga bagi tuan rumah dalam upaya pembinaan atlet di masa depan.
"Program pembinaan atlet renang perairan terbuka Sumut belum berjalan maksimal, sehingga sulit bersaing dengan atlet-atlet dari provinsi lain," kata Dwi Jitrada Afrido seperti dilansir laman resmi PB PON, Selasa (17/9).
Ia menyebutkan bahwa minimnya kejuaraan di Sumut menjadi salah satu tantangan yang membuat para atlet kesulitan untuk menembus jajaran elite nasional.
Menurut Dwi Jitrada, pentingnya program pembinaan berkelanjutan tak bisa disepelekan. Kejuaraan yang terbatas di Sumut dan kesempatan yang jarang untuk berkompetisi di tingkat nasional maupun internasional membuat perkembangan para atlet terbatas.
Namun, partisipasi dalam nomor renang perairan terbuka di PON 2024 di Danau Toba pada 9-11 September 2024, menjadi pengalaman berharga.
Meski belum meraih medali, atlet Sumut bisa merasakan atmosfer persaingan tingkat nasional, yang diyakini Dwi akan menjadi fondasi bagi prestasi di masa depan.
"Meski persaingan sangat ketat, terutama di kalangan atlet elite, beberapa atlet Sumut sudah mulai mendekati catatan waktu mereka," ujar Dwi Jitrada.
Di PON 2024, kontingen Jawa Timur sangat kuat, dengan menyapu bersih lima medali emas di semua nomor renang perairan terbuka. Jawa Timur keluar sebagai juara umum, sementara Sumut harus menerima kenyataan belum bisa naik podium.
Baca juga: Sabang promosi wisata olahraga lewat lomba renang terbuka
Baca juga: Tim renang perairan terbuka Indonesia raih empat emas di Malaysia
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024