Rumah saya juga berada di dekat tebing yang longsor pada awal 2014 sehingga setiap turun hujan deras selalu khawatir bencana serupa kembali terjadi."
Kudus (ANTARA News) - Sebanyak 61 keluarga yang ada di Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menuntut direlokasi, menyusul rumah yang mereka tempati berada di daerah rawan bencana tanah longsor.
"Untuk saat ini tercatat ada 61 keluarga yang meminta direlokasi yang tersebar di beberapa rukun tetangga (RT)," kata Kepala Desa Menawan, Kecamatan Gebog, Kudus, Moch. Sholikin, di Kudus, Selasa.
Keinginan direlokasi, kata dia, bukan atas dasar paksaan, melainkan kesadaran warga sendiri karena pemukiman mereka memang berada di daerah rawan tanah longsor.
Bahkan, lanjut dia, setiap turun hujan deras, warga yang berada di daerah rawan tersebut segera mencari tempat pengungsian sementara.
Terkait dengan keinginan warga untuk direlokasi, katanya, sudah difasilitasi oleh desa dengan mencarikan tempat relokasi di Dukuh Krajan, Desa Menawan.
Sementara tempat tinggal warga tersebut, kata dia, berada di Dukuh Kambangan, Desa Menawan, sehingga relokasinya masih berada di satu wilayah.
Akan tetapi, kata dia, lokasi yang baru nantinya dipastikan aman dari ancaman bencana tanah longsor.
Luas lahan yang sedang diupayakan, lanjut dia, mencapai 7.500 meter persegi.
Dengan luas lahan tersebut, kata dia, harganya mencapai Rp1,2 miliar, sedangkan uang yang sudah terkumpul sekitar Rp400 juta.
Rencananya, lanjut dia, warga akan membeli tanah tersebut dengan harga per petak sekitar Rp22 juta.
"Mudah-mudahan, pemkab bersedia membantu memudahkan warga dalam melunasi pembelian tanah tersebut," ujarnya.
Dalam perjanjian sebelumnya, pemilik lahan memberikan batas waktu tertentu untuk melunasi pembelian tanah yang nantinya digunakan sebagai tempat relokasi.
Sementara itu, Bupati Kudus, Musthofa mengungkapkan, pemkab akan memfasilitasi warga dalam mencarikan pinjaman lahan baru yang bisa dibangun tempat tinggal sementara.
"Kami juga akan memberikan stimulan untuk membantu perbaikan rumah warga yang roboh akibat bencana tanah longsor," ujarnya.
Salah seorang warga Dukuh Kambangan, Desa Menawan, Mualimin (40) berharap, bisa segera direlokasi, mengingat tempat tinggalnya berada daerah rawan tanah longsor.
"Rumah saya juga berada di dekat tebing yang longsor pada awal 2014 sehingga setiap turun hujan deras selalu khawatir bencana serupa kembali terjadi," ujarnya.
Ia berharap, mendapatkan kemudahan dalam mendapatkan lahan dan pembangunan rumah yang baru, terutama dana pinjaman karena tidak memiliki uang kontan dalam jumlah besar.
Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, peristiwa tanah longsor di Dukuh Kambangan, Desa Menawan mengakibatkan belasan rumah rusak dan 12 orang tertimbun material longsoran.
Peristiwa serupa juga terjadi di Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog yang mengakibatkan satu korban meninggal dan sejumlah rumah warga rusak bervariasi.
Bencana tanah longsor juga terjadi di Desa Kedungsari, Kecamatan Gebog, yang mengakibatkan satu korban meninggal.
Warga yang menjadi korban maupun berada di daerah rawan tanah longsor di Desa Menawan menuntut relokasi di wilayah terdekat, sedangkan korban tanah longsor dari Desa Rahtawu berharap bisa mengikuti transmigrasi.
Rencananya, terdapat 59 keluarga atau 117 jiwa yang bersedia melakukan transmigrasi, menyusul daerahnya dilanda bencana tanah longsor. Akan tetapi, rencana tersebut batal karena berkurangnya alokasi peserta transmigrasi dari Pemerintah Pusat. (AN/M019)/
Pewarta: Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014