Jakarta (ANTARA News) - Perputaran uang selama arus mudik dan libur Lebaran pada 2014 diperkirakan mencapai Rp15 triliun, sebagaimana hasil survei Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan.
"Ternyata data yang kami kumpulkan dan olah itu sampai Rp15 triliun, itu kan lumayan besar," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan Elly Sinaga seusai pemaparan survei "Potensi Permintaan Angkutan Lebaran 2014" di Jakarta, Senin.
Elly mengatakan perputaran uang tersebut terjadi selama dua minggu ketika arus mudik dan libur Lebaran.
Rata-rata setiap orang, lanjut dia, membawa sekitar Rp800.000 hingga Rp1 juta ke kampung halamannya.
"Ini cukup besar uang yang dia (pemudik) bawa ke kampung, oleh karena itu kami antisipasi kemacetannya, sarananya harus kami siapkan," katanya.
Berdasarkan hasil survei, perputaran uang tujuan mudik paling banyak di Jawa Tengah, yakni mencapai Rp4,44 triliun, disusul Jawa Barat Rp3,24 triliun, Jawa Timur Rp2,5 triliun, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Rp835 miliar, Sumatera Utara Rp785 miliar dan Sulawesi Selatan Rp543 miliar.
Hasil tersebut sebagaimana daerah tujuan yang terbesar jumlah pemudiknya, yakni Jawa Tengah dengan jumlah 7.991.911 pemudik dan sebanyak 5.508.080 pemudik dari Jabodetabek.
Jumlah pemudik juga diperkirakan meningkat sebesar hampir tujuh persen (6,99 persen), yakni dari 25.599.014 pemudik pada 2013 menjadi 27.894.914 pemudik pada 2014.
Pemudik juga diperkirakan didominasi oleh karyawan swasta yang menempati 28,3 persen diikuti wiraswasta 27,1 persen , PNS/TNI/Polri 15,7 persen, pelajar/mahasiswa 10.8 persen, ibu rumah tangga 9,4 persen, lainnya 3,5 persen, pengusaha 3,1 persen dan pegawai BUMN 2,0 persen.
Pebalik yang akan mendatangi wilayah Jabodetabek juga diperkirakan naik sebesar 1,78 persen atau sekitar 495.399 orang dari 27.894.914 pemudik menjadi 28.390.313 pebalik.
Selain itu, moda transportasi yang dipilih paling banyak mobil pribadi 23,8 persen, sepeda motor 21,5 persen, ASDP dan kapal laut 12,7 persen, kereta api 9,2 persen dan pesawat udara 7,8 persen.
Survei tersebut dilakukan di 12 provinsi, yakni Sumatera Utara, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimatan Selatan, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Bali.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara rumah tangga (household interview) dengan jumlah responden 15.000 kepala keluarga yang terdiri atas 12.000 responden pada tahun 2013 dan sebanyak 3.000 responden baru selama hampir satu bulan, 7--31 Maret 2014.
(J010/S025)
Pewarta: Juwita TR
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014