London (ANTARA News) - Harga minyak dunia melemah Jumat setelah perhatian pedagang beralih pada pasokan global yang menumpuk, kata para pelaku pasar.
Sebelumnya pada hari Kamis, kekhawatiran terhadap negara penghasil minyak utama dunia Iran, dan potensi pengurangan tingkat produksi minyak oleh kelompok negara pengekspor minyak (OPEC), berhembus cukup kuat. Juru bicara OPEC mengatakan Jumat bahwa organisasi itu tidak ada rencana untuk memotong produksi walaupun Nigeria telah memotong tingkat produksinya.
Kontrak utama di New York, minyak mentah light sweet untuk penyerahan November, turun 29 sen menjadi 62,47 dollar AS per barrel pada perdagangan elektronik sebelum pasar AS resmi dibuka.
Kontrak sempat naik hingga di atas 64 dollar AS pada hari Kamis untuk pertama kalinya sejak 19 September sebelum kemudian ditutup pada teritori negatif.
Di London Jumat, lapor AFP, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan November turun 49 sen menjadi 62,05 dollar AS per barrel pada perdagangan elektronik, berlawaan dengan hari sebelumnya yang mengalami kenaikan.
"Tampaknya pasar mulai fokus pada kondisi pasokan yang banyak," kata Michael Davies, seorang analis pada perusahaan pialang Sucden di London, mengomentari penurunan harga minyak.
Pasar minyak agak tenang pada pekan ini menyusul cadangan mingguan minyak suling dan bensin yang meningkat di AS.
Departemen Energi AS mengatakan Rabu lalu bahwa cadangan minyak tanah dan bensin menunjukkan kenaikan 6,3 juta barrel menjadi 213,9 juta pada pekan yang berakhir pada 22 September. Kenaikan itu enam kali lebih tinggi dari perkiraan pada analis.
Cadangan minyak suling yang digunakan untuk minyak pemanas dan minyak disel, naik 2,6 juta barrel menjadi 151,3 juta -- mendekati angka cadangan tertinggi dalam delapan tahun -- sedangkan perkiraan hanya 2,5 juta barrel.
Menjelang musim dingin di belahan bumi utara, fokus perhatian para pedagang adalah pada cadangan minyak suling, termasuk minyak pemanas.
Harga minyak mentah turun hingga di bawah 60 dollar AS per barrel pada pekan ini karena berkurangnya kekhawatiran terhadap jumlah pasokan minyak menyusul menurunnya ketengan dengan negara Iran dan adanya informasi bahwa BP akan memulihkan tingkat produksi di lapangan minyak terbesar AS.
Pada hari Senin lalu, harga minyak mentah di New York turun hingga mencapai 59,5 dollar AS per barrel -- harga terendah sejak 8 Maret 2006 -- sedangkan minyak Brent di London mencapai harga 59,32 dollar AS per barrel -- juga terjadi pada 8 Maret 2006.
Tetsu Emori, ahli strategi komoditas pada Mitsui Bussan Futures di Tokyo, mengatakan penurunan pada hari Jumat merupakan reaksi teknikal dan pasar masih memiliki sejumlah faktor pendukung.
"Berita pembicaraan Uni Eropa dengan Iran mengenai program nuklir Iran dan sejumlah isu geopolitik lain ... masih merupakan faktor pendukung yang bisa mengangkat harga minyak," kata emori.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006