Kawasan Shrimp Estate Berkah di Desa Sei Raja merupakan program strategis pemerintah dan sudah melakukan panen parsial dengan total 118,9 ton udang vaname yang dipasarkan ke PT BMS Serang, Banten,
Palangka Raya (ANTARA) -
Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Kalimantan Tengah bersama tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta melaksanakan observasi lapangan kelayakan ekspor produk perikanan.
 
 
"Observasi lapangan ini luntuk mengumpulkan data primer sebagai data dukung studi pengembangan UPI (Unit Pengolahan Ikan) berorientasi ekspor dan studi kelayakan komoditas ekspor," kata Kepala Bidang Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran Dislutkan Kalteng Sugeng Kaspani di Palangka Raya, Selasa.
 
Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan observasi lapangan ke kawasan klaster tambak udang vaname atau Shrimp Estate Berkah di Desa Sei Raja Kabupaten Sukamara.
 
"Kawasan Shrimp Estate Berkah di Desa Sei Raja merupakan program strategis pemerintah dan sudah melakukan panen parsial dengan total 118,9 ton udang vaname yang dipasarkan ke PT BMS Serang, Banten," jelas Sugeng.
 
Pengembangan Shrimp Estate Berkah secara berkelanjutan juga untuk mendukung pemenuhan target produksi udang secara nasional pada 2024.
 
Pemprov Kalteng menilai Shrimp Estate Berkah menjadi jembatan sinergi lintas sektor dalam memajukan sektor kelautan dan perikanan di provinsi setempat, sehingga berkontribusi dalam mewujudkan target nasional dua juta ton udang pada 2024.
 
Lebih lanjut dijelaskan, Dislutkan Kalteng bersama tim peneliti UGM kemudian juga mengunjungi salah seorang pelaku usaha perikanan Ali Giyono Bakut yang berada di Kota Palangka Raya.
 
Ali Giyono mengatakan pihaknya telah melakukan kegiatan ekspor di bidang perikanan, yakni berupa komoditas ikan betutu.

Ekspor ikan betutu yang dilakukan berupa ikan betutu hidup dan frozen (beku).
 
"Ikan frozen harganya lebih murah tetapi yang lebih banyak diminati adalah ikan betutu hidup. Pengiriman ikan betutu ini menggunakan kargo pesawat dengan maksimal waktu pengiriman 35 jam dari packing (pengemasan) sampai bongkar," ujarnya.

Pewarta: Muhammad Arif Hidayat
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2024