Nay Pyi Taw (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendorong peningkatan kerja sama antara para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dengan parlemen Asia Tenggara untuk memuluskan adaptasi kebijakan ASEAN ke tataran nasional.
"Banyak sekali perjanjian yang dihasilkan dalam pertemuan puncak yang kemudian harus diratifikasi. Agar ratifikasi berjalan dengan baik, sejak dini parlemen dilibatkan dalam pengambilan keputusan di ASEAN," kata Presiden dalam pertemuan antara para pemimpin ASEAN dengan Delegasi Parlemen ASEAN yang merupakan rangkaian Pertemuan Puncak ke-24 ASEAN di Nay Pyi Taw, Minggu.
Menurut Presiden, dengan pelibatan dini parlemen maka tidak ada kesenjangan pandangan antara para pemimpin ASEAN dengan parlemen mengingat kebijakan yang dihasilkan ASEAN mencakup kepentingan nasional, kawasan dan global.
Presiden mengaku bahwa setiap menghadiri rangkaian acara ASEAN, ia selalu mengajak perwakilan parlemen Indonesia dalam rombongannya.
Ia berharap ASEAN di masa depan terus mendorong kerja sama dengan parlemen yang merupakan wakil rakyat untuk memenuhi tujuannya untuk mewujudkan organisasi kawasan yang lebih berpusat pada rakyat.
Lebih lanjut ia memaparkan bahwa dalam beberapa waktu terakhir kerja sama di ASEAN memang terkesan lebih bersifat ekonomi untuk mendorong kesejahteraan warga ASEAN sekalipun pembentukan organisasi kawasan tersebut mulanya lebih bersifat politik dan untuk alasan keamanan.
Presiden Myanmar Thein Sein selaku Ketua ASEAN mengatakan bahwa parlemen ASEAN berpartisipasi dalam pembentukan Komunitas ASEAN. Ia juga menegaskan bahwa ASEAN yang mulanya organisasi inter-pemerintah tengah melakukan transformasi menjadi organisasi yang berorientasi pada masyarakat.
Ia juga menjanjikan bahwa pertemuan kali ini akan diikuti oleh pertemuan lanjutan.
Sementara itu delegasi parlemen ASEAN menyampaikan bahwa parlemen ASEAN mendorong isu-isu peningkatan peran perempuan dan perlindungan pekerja migran di kawasan.
Disampaikan pula dorongan agar ASEAN terus meningkatkan peran parlemen ASEAN.
Selain melakukan pertemuan dengan delegasi parlemen ASEAN, para pemimpin ASEAN juga melakukan pertemuan dengan delegasi pemuda ASEAN.
Para pemimpin ASEAN juga dijadwalkan untuk melakukan pertemuan dengan delegasi masyarakat sipil ASEAN.
Namun menurut keterangan dari Kementerian Luar Negeri Myanmar, pertemuan itu dibatalkan.
Disebutkan oleh kementerian tersebut bahwa sebagaimana sebelumnya perwakilan organisasi masyarakat sipil yang menghadiri pertemuan itu harus dipilih oleh masing-masing negara anggota ASEAN.
Merujuk pada praktek tersebut, Forum Rakyat ASEAN 2014/Konferensi Masyarakat Sipil ASEAN menolak perwakilan yang ditunjuk oleh sejumlah negara anggota ASEAN dan menyampaikan pada Kemlu Myanmar bahwa pihaknya tidak akan menghadiri pertemuan itu.
ASEAN terbentuk pada tahun 1967 beranggota Brunei, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Pertemuan Puncak kali ini dihadiri oleh Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, PM Kamboja, Presiden Yudhoyono, PM Laos Thongsing Thamavong, PM Malaysia Najib Tun Razak, PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Vietnam Nguyen Tan Dung, Presiden Filipina Benigno Aquino III dan utusan khusus Thailand yaitu Wakil Perdana Menteri Thailand Phongthepth Epkanjana.
Pewarta: GNC Aryani
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014