Gedung Juang 45

Sayangnya, ada juga bagian eksotis kota ini yang terbengkalai, padahal tempat ini tidak saja bersejarah, tapi kaya dengan jejak perjuangan dan nilai sosial yang turut membentuk nilai di kota ini.

Salah satu tempat yang terbengkalai itu adalah Gedung Juang 45, yang terletak di Jalan Merdeka, Kelurahan Proklamasi, Kecamatan Siantar Barat.

Tempat ini sangat lekat ikatannya dengan tidak hanya perjuangan yang menyertai pembentukan kota ini, tapi juga menjadi salah satu simbol nasionalisme dan patriotisme di Indonesia.

Memang tempat ini warisan kolonial seperti Hotel Schomper di pusat kota Jakarta masa lalu semasa masih bernama Batavia, dan kini menjadi Gedung Joang 45 versi Jakarta. Tapi di tempat inilah mozaik-mozaik peristiwa yang turut membentuk kota ini, disatukan menjadi ciri Siantar.

Kini gedung bernilai sejarah yang tinggi itu sepertinya tidak bertuan yang rusak parah di mana-mana, tak hanya bagian bagian luarnya, tapi juga bagian dalamnya.

Bagian depan gedung ini menggendong sebuah patung ikonik yang melukiskan heroisme bangsa ini selama mempertahankan kemerdekaan.

Gedung ini pula yang menjadi saksi berdirinya Kota Pematang Siantar, ketika Gubernur Jenderal Hindia Belanda Johan Paul van Limburg Stirum mengubah tempat yang dulunya menjadi pusat Kerajaan Siantar itu menjadi Kota Pematang Siantar pada 1917.

Gedung ini pernah menjadi markas tentara Hindia Belanda (KNIL), tapi juga menjadi basis perlawanan tentara Republik Indonesia dalam mempertahankan negara baru itu dari serangan Sekutu dan NICA Belanda.

Di masa kemudian setelah itu, gedung itu tetap penting, sampai kemudian terbengkalai seperti terakhir dilihat ANTARA sore kemarin menjelang malam itu setelah enam jam berada di kota eksotis ini.
Gedung Juang 45 di Pematang Siantar, Sumatera Utara, diambil gambarnya pada Minggu 15 September 2024. (ANTARA/Jafar M Sidik)

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2024