Toleran nan inklusif

Sudah pasti bukan hanya kopi dan roti bakar legendaris di Siantar itu yang layak Anda datangi, karena ada banyak tempat di Siantar yang wajib Anda kunjungi, termasuk suasana eksotis kota ini.

Eksotisme ini salah satunya terlihat dari kota tua yang akrab dengan peninggalan era kolonial Belanda, seperti ditemui di banyak tempat di Indonesia, termasuk Braga di Bandung, Kota Tua di Jakarta, atau kota lama di Semarang.

Bedanya, keadaan di Siantar tak begitu terawat, walau rapat dihuni penduduknya yang di antaranya menjejak sampai orang-orang dari masa penjajahan.

Pusat kotanya sendiri dipenuhi bangunan dan tempat bersejarah. Tempat-tempat ini berkumpul nyaris mengitari sebuah lapangan yang disebut Lapangan Adam Malik.

Lapangan ini juga layak dikunjungi karena ikatannya yang kuat dengan sejarah bangsa ini, khususnya Adam Malik, yang pemikiran-pemikiran cemerlangnya mempengaruhi jurnalisme, diplomasi dan pendekatan berpemerintahan di negeri ini.

Lebih dari itu, lapangan ini adalah juga simbol toleransi dan keinklusifan di mana semua orang dari berbagai suku dan agama hidup berdampingan.

Lapangan Adam Malik adalah etalase sederhana untuk toleransi dan hidup inklusif di Siantar, juga Sumatera Utara.

Di lapangan itu, setiap Sabtu, Minggu, dan hari libur, selalu dipenuhi orang. Mereka berlari mengitari lapangan, bersepeda, berlatih menari dan menggambar, atau sekedar kongkow dengan kerabat dan kenalan.

Lapangan ini sempat ditutup karena renovasi yang menghabiskan dana Rp4,5 miliar beberapa waktu sebelum dibuka kembali awal Maret 2024.

Setelah direnovasi, lapangan ini semakin bagus dan menjadi sudut terfavorit untuk menikmati kota ini, sampai malam hari ketika air mancur warna warni menjadi pemandangan utama di sana.
Lapangan Adam Malik di pusat kota Pematang Siantar, Sumatera Utara, diambil gambarnya pada Minggu 15 September 2024. (ANTARA/Jafar M Sidik)



Baca juga: Gubenur Sumut respons usulan pemberhentian Wali Kota Pematang Siantar

Halaman berikut: Gedung Juang 45

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2024