"Saat ini progressnya sudah ada satu yang akan dioperasikan di kantor kami di Jalan Gajah Mada, lainnya masih terhambat penentuan lahan karena ada beberapa lokasi yang akhirnya dipindah oleh Pemprov seperti yang di Pluit," kata Kepala Komumikasi PGN Ridha Ababil saat meninjau FSRU PGN di Lampung, Sabtu.
Nilai investasi satu SPBG, kata Ridha, mencapai sekitar Rp18 hingga Rp20 milyar.
"Itu di luar nilai tanahnya ya, kan harga tanah di beberapa daerah itu kan berbeda-beda. Untuk di Jakarta kendala pembangunan SPBG adalah pencarian lahan kosong yang strategis karena kami ingin bangun di sekitar jalur busway. Ada lahan kosong tapi tidak dilalui pipa PGN," katanya.
Pembangunan delapan SPBG Jakarta merupakan bagian dari target pembangunan 16 SPBG di seluruh Indonesia yang 14 di antaranya dibangun di sekitar Jabodetabek.
Sementara untuk sambungan gas rumah dalam kota, khususnya di Jakarta, PGN fokus menggarap hunian berbentuk vertikal seperti rumah susun dan apartemen karena biaya instalasi yang dinilai lebih murah dari pada pipa vertikal.
"Saat ini yang sedang digarap di Rusun Marunda. Selain Jakarta, pelanggan kita baru di Medan, Lampung, dan Banten sebanyak 100.000-an pelanggan dengan panjang pipa 6.000 kilometer. Kendala utamanya ya banyak warga yang takut kalau rumahnya dilewati pipa PGN, mereka takut meledak," katanya.
Ditargetkan, tahun ini PGN dapat mengaliri gas ke 11 kota di Indonesia antara lain Jakarta, Palembang, Surabaya, Medan, Sidoarjo, Lampung, dan Bogor.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014