Kepala Seksi BBKSDA Riau Wilayah Tiga Duri, Affan Absori, Senin, mengungkapkan bahwa sudah empat hari perangkap dipasang di sejumlah lokasi tempat ditemukannya jejak beruang tersebut, akan tetapi belum membuahkan hasil.
"Sudah empat hari kita pasang perangkapnya, namun beruang madu tersebut belum juga masuk perangkap yang kita pasang," kata Affan.
Dikatakannya, dari video yang didapatkan dari warga, beruang madu ini tidak menyerang dan sepertinya terluka di bagian kakinya karena jalannya terlihat pincang. Diperkirakan beruang tersebut memiliki berat sekitar 60 kilogram dan tinggi 75 centimeter.
"Karena terluka beruang madu ini tidak leluasa mencari makan, kemungkinan makanan di habitatnya sudah mulai habis dan mencari ke lokasi lain. Selain itu habitatnya yang berdekatan dengan Suka Marga Satwa Balai Raja juga mulai terganggu," ungkapnya lagi.
Affan juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan pada sore hingga malam diharapkan anak-anak tidak bermain di luar rumah.
"Pasalnya beruang ini bergerak terus dan perlu diantisipasi dengan memberikan informasi terkait keberadaannya. Apabila ditemukan oleh masyarakat, kami minta untuk tidak mencoba melukai hewan yang dilindungi tersebut," pintanya.
Sementara itu, Lurah Pematang Pudu, Rio Senotoso, juga meminta masyarakat untuk tetap waspada. "Kita sudah laporkan ke pihak BBKSDA dan saat ini sudah dipasang perangkap," ungkapnya.
Baca juga: BKSDA Kalsel pantau beruang madu muncul tiga kali di Desa Kuripan
Baca juga: BKSDA Sumbar tangani lima konflik satwa liar di dua kabupaten
Pewarta: Bayu Agustari Adha/Alfisnardo
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024