Jakarta (ANTARA) - Pengamat militer dan Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menilai ada dua pendekatan yang dapat dilakukan TNI dalam merekrut anggota Angkatan Siber.

"Bisa dengan pendekatan rekrutmen prajurit ataupun rekrutmen sipil setingkat SMA dan Sarjana sederajat," kata Fahmi di Jakarta, Senin.

Fahmi menjelaskan, untuk rekrutmen prajurit bisa dilakukan dengan menyeleksi prajurit yang masih aktif untuk masuk ke dalam
pendidikan militer khusus siber di setiap jenjang (perwira/bintara/tamtama). Metode itu dilakukan agar TNI dapat mencetak prajurit dengan kualifikasi di bidang siber.

Fahmi melanjutkan, metode kedua yakni merekrut sipil yang telah memiliki latar belakang pengetahuan teknologi informasi. Mereka yang direkrut harus telah mengenyam pendidikan formal setara SMA dan Sarjana lantaran akan diseleksi melalui jalur penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).

"Ini memungkinkan personel sipil berperan dalam bidang teknis sambil tetap berada di bawah komando militer, mengingat Angkatan Siber adalah bagian dari TNI dengan para prajurit sebagai kekuatan pokok," kata Fahmi.

Setelah masuk, lanjut Fahmi, mereka yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang siber juga harus diberikan pelatihan tentang cara melindungi data strategis pemerintah dari serangan siber negara asing.

Fahmi juga menambahkan, TNI tidak akan dirugikan jika menggunakan dua metode perekrutan tersebut secara sekaligus.

Karenanya, Fahmi yakin dengan metode ini, Angkatan Siber yang rencananya akan dibentuk itu akan dipenuhi oleh SDM yang berkualitas di bidang pertahanan siber.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengakui pihaknya sudah menerima perintah dari Presiden Joko Widodo untuk membentuk Angkatan Siber sebagai matra keempat di institusi TNI.

"Saya sudah diperintah Pak Presiden, kemarin dari MPR waktu pidato, untuk membuat TNI Angkatan Siber," kata Agus setelah menghadiri rapat kerja bersama Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (3/9).

Satuan siber itu menurutnya bakal berbeda dengan satuan-satuan lainnya di TNI karena akan lebih banyak diisi oleh personel sipil. Nantinya, kata dia, rekrutmen satuan tersebut akan lebih memprioritaskan keahlian.

Baca juga: Jokowi serahkan pembentukan Angkatan Siber kepada pemerintahan Prabowo
Baca juga: KSAU tak masalah Angkatan Siber diisi sipil untuk tujuan profesional
Baca juga: Anggota DPR: Perlu penyesuaian aturan untuk bentuk Angkatan Siber TNI

Pewarta: Walda Marison
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2024