Dengan dukungan DBS Foundation, Du Anyam mampu mewujudkan spark-nya memberikan dampak sosial secara positif
Jakarta (ANTARA) - Du Anyam, salah satu kewirausahaan sosial unggulan dari Indonesia timur, melakukan pemberdayaan dan mengangkat perempuan di Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui anyaman lontar.

Hanna Keraf, Founder Du Anyam, mengungkapkan Du Anyam selalu percaya bahwa potensi anyaman lontar dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dapat menjadi kekuatan besar yang tidak hanya memperkuat ekonomi lokal, tetapi juga membawa dampak sosial yang signifikan.

“Dengan memanfaatkan keterampilan turun temurun menganyam daun lontar, kami tidak hanya menciptakan produk bernilai, tetapi juga memberikan kemampuan dan kesempatan bagi perempuan untuk dapat mengambil keputusan sendiri, menjadi pemimpin bahkan merencanakan masa depan diri dan anak-anaknya," ujar Hanna dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Sebelum kehadiran Du Anyam, perempuan-perempuan di NTT menghadapi berbagai tantangan. Keterbatasan akses terhadap pendidikan, informasi, dan norma sosial yang masih kuat seringkali menghambat potensi perempuan di NTT untuk berkembang.

"Perempuan di pelosok desa biasanya hanya mengandalkan hasil ladang yang tidak selalu memberikan penghasilan tetap. Kondisi ini membuat akses mereka terhadap uang tunai sangat terbatas," kata Hanna.

Inisiatif Du Anyam membantu mengatasi kendala tersebut dengan memberikan akses pasar yang lebih luas dan pelatihan keterampilan untuk meningkatkan kualitas produk.

Sementara itu, DBS Foundation telah menjadi mitra strategis dalam perjalanan Du Anyam menembus pasar global.

Sejak menerima dukungan hibah dari DBS Foundation pada 2017, Du Anyam telah mampu memanfaatkan potensi besar mereka untuk memberikan dampak sosial yang positif melalui pemberdayaan perempuan, khususnya di wilayah Nusa Tenggara Timur.

"Dengan dukungan DBS Foundation, Du Anyam mampu mewujudkan spark-nya memberikan dampak sosial secara positif, memberdayakan perempuan, meningkatkan taraf hidup perekonomian, dan mendorong keberlanjutan melalui praktik usaha yang bertanggung jawab," kata Head of Group Strategic Marketing & Communications Bank DBS Indonesia Mona Monika.

Dengan bantuan ini, Du Anyam mampu meningkatkan kualitas hidup para penganyam di pelosok desa sekaligus membuka akses ke pasar internasional.

Dari hanya beberapa desa di Flores Timur, kini Du Anyam telah hadir di Kabupaten Lembata dan berbagai wilayah lain di Indonesia Timur.

Berkat dukungan yang meliputi program pelatihan, pendanaan, serta pendampingan kewirausahaan, Du Anyam mampu mengembangkan rantai pasok yang lebih kuat, termasuk mendirikan rumah produksi sendiri.

Sedangkan, Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki, yang merupakan mitra strategis kewirausahaan-kewirausahaan sosial di Indonesia, menyampaikan apresiasinya terhadap upaya Du Anyam dalam memberdayakan perempuan di daerah pelosok di timur Indonesia melalui produk lokal yang seluruh proses produksi, bahan baku dan tenaga kerja nya berasal dari daerah lokal, Flores Timur.

Di tengah gempuran produk-produk manufaktur impor dari luar negeri, justru Du Anyam konsisten untuk melakukan produksi dari desa-desa dengan menyumbang perputaran ekonomi secara langsung di Nusa Tenggara Timur.

“Dengan dedikasi lebih dari 1.400 penganyam, dukungan mitra, dan kualitas kerajinan yang luar biasa, Du Anyam telah menunjukkan bahwa produk karya perempuan di desa-desa di Nusa Tenggara Timur memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar global. Ini adalah bukti nyata bahwa kewirausahaan sosial dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi berbasis komunitas," kata Teten.

Dalam kesempatan itu, Menkop UKM juga mengapresiasi Bank DBS Indonesia dan DBS Foundation yang senantiasa terus mendukung dan membina wirausaha sosial melalui program mentoring dan pendanaan, untuk tumbuh dan berkembang hingga ke tingkat internasional.

Baca juga: KemenKopUKM lepas ekspor kerajinan anyaman lontar khas NTT
Baca juga: Program TJSL Pelindo bantu kembangkan tenun dan anyaman warga di NTT
Baca juga: Bank DBS Indonesia perhatikan aspek ESG untuk kucurkan pendanaan

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024