"Dengan persiapan optimal, maka Indonesia akan bisa mendominasi pasar ASEAN, dan bukan sebaliknya menjadi pasar bagi negara-negara ASEAN," kata Dino dalam surat elektroniknya, Sabtu.
Menurut Dino, dengan jumlah penduduk mencapai 40 persen dari total penduduk ASEAN, Indonesia harus optimistis menjadi produsen terbesar pasar ASEAN.
Peserta konvensi calon presiden dari Partai Demokrat ini menjelaskan, dalam sisa waktu hanya sekitar tujuh bulan menjelang pemberlakuan MEA 2015, Pemerintah Indonesia perlu bersiap secara optimal baik fisik maupun birokrasi, seperti perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan, perbaikan infrastruktur pelabuhan dan bandara, serta perbaikan birokrasi menjadi lebih efisien.
"Jangan sampai ketika MEA diberlakukan, Indonesia justru menghadapi banyak hambatan, termasuk hambatan pertumbuhan sektor bisnis dan manufaktur dalam negeri," katanya.
Sebelumnya, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Hardini Puspasari, mengatakan, menghadapi MEA 2015, anggota Hipmi dituntut tidak hanya memposisikan diri sebagai pemain lokal, tapi harus mempersiapkan diri menjadi pemain global.
"Menyikapi pemberlakukan MEA 2015, anggota Hipmi hendaknya mampu bersaing dengan pengusaha muda dari negara-negara Asean," kata dia.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014