Beijing (ANTARA) - Lima perahu layar dipamerkan berdampingan, menjadikannya salah satu elemen paling mencolok dalam Pameran Perdagangan Jasa Internasional China (China International Fair for Trade in Services/CIFTIS) 2024 yang digelar selama lima hari dan dijadwalkan ditutup pada Senin (16/9) di Beijing.

Pameran Perdagangan Jasa Internasional China 2024 menyoroti meningkatnya popularitas olahraga air di China dan juga memamerkan potensi besar dari industri olahraga air di negara itu.

Dalam gelaran CIFTIS, Digital and Intelligent Sports Open menarik pengunjung untuk bergabung dalam kegiatan mendayung dan aktivitas lainnya dalam kombinasi virtual dan realitas.

Yue Na, seorang corporate partner di Western Port International Sailing Center, menyatakan, "Olahraga air seharusnya menjadi gaya hidup."

Di Qinhuangdao, Provinsi Hebei, China utara, sejumlah pelabuhan dimanfaatkan secara efektif untuk menggelar olahraga air. Pelabuhan Pariwisata Internasional Qinhuangdao bekerja sama dengan mitra-mitranya di Prancis untuk mengembangkan basis pelatihan dan kompetisi perahu layar, menyelenggarakan lebih banyak kegiatan olahraga bagi kaum muda.

"Perahu-perahu ini dirancang untuk berbagai kelompok yang berbeda, termasuk kaum muda, keluarga, dan atlet," ujar Guo Yue, seorang pengurus lomba di Western Port International Sailing Center. "Desain perahu layar makin disempurnakan pada bagian beam, mainsail, dan spinnaker guna memastikan pengalaman yang aman dan menyenangkan bagi para pelayar."

Guo, yang juga penggemar olahraga lari dan bersepeda, mulai terlibat dalam olahraga layar pada 2017. Dia mengatakan bahwa olahraga layar bukanlah olahraga yang tidak terjangkau, dan sejumlah klub olahraga layar di China mampu menyediakan peralatan dan bimbingan profesional bagi pemula.

Memang, olahraga air telah menjadi olahraga luar ruangan yang populer, selain mendaki dan bersepeda gunung.

"Saat ini, banyak universitas di seantero negara ini membentuk tim layar dengan partisipasi yang luas dari kalangan mahasiswa. Mereka juga bisa belajar mengoperasikan perahu layar dengan mengikuti perlombaan layar secara daring melalui ponsel atau komputer untuk mengumpulkan pengalaman," kata Guo.
 
 


Di Olimpiade Paris, atlet layar China Xu Shixiao dan Sun Mengya berhasil mempertahankan gelar mereka di final balap kano nomor ganda 500 m putri, sementara rekan senegara mereka, Liu Hao dan Ji Bowen, merebut emas di balap kano nomor ganda 500 m putra. Yang Siqi (15), peselancar China pertama di ajang Olimpiade, menciptakan sejarah dengan melaju ke babak 16 besar.

"Atlet-atlet kano China meraih dua emas di Olimpiade Paris, dan selancar menjadi viral sebagai olahraga yang berkembang pesat di kalangan generasi muda," ujar Tong Lixin, yang menjabat sebagai direktur Administrasi Olahraga Air China. "Olahraga air juga mencakup loncat indah dan perahu motor. Semua fasilitas olahraga air dapat diproduksi di China. Seluruh industri ini memiliki potensi yang sangat besar."

Sejak 2005, Kota Qingdao di Provinsi Shandong, China timur, telah menjadi bagian dari ajang bergengsi Clipper Round the World Yacht Race.

"Salah satu tim diberi nama Qingdao. Ketika tim itu singgah di kota-kota lain di seluruh dunia dalam perlombaan tersebut, makin banyak orang akan mengetahui lebih banyak tentang kota cantik di China tersebut. Selama tim-tim dari seluruh dunia datang ke Qingdao, serangkaian kegiatan budaya akan digelar, menyuntikkan energi ke sektor pariwisata kota itu," ujar Hu Yan, selaku manajer umum Clipper Round the World Yacht Race proyek China.

"Kita harus membuat rencana terperinci terlebih dahulu dalam rangka mengeksplorasi lebih banyak area perairan yang cocok untuk olahraga air guna mengembangkan talenta," kata Tong. "China memiliki vitalitas yang tak terbatas dalam olahraga air."
 
  




 

Penerjemah: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024