Medan (ANTARA) - Pelatih tim tenis meja Bali Deddy Dacosta menyebut atlet-atlet Indonesia masih harus meningkatkan level permainana mereka lebih tinggi lagi agar bisa bisa bersaing di level Asia Tenggara untuk persiapan SEA Games ke depan.

Menurut Deddy di Medan, Minggu, petenis meja Indonesia masih berada di bawah level Singapura yang saat ini dinilai paling tangguh di Asia Tenggara dalam cabang tenis meja.

"Kalau saya lihat, kita memang masih sedikit di bawah kalau di Singapura. Ketika lawan Singapura, kita memang masih perlu ada sedikit latihan lagi," kata Deddy.

Namun, dia memuji permainan yang dipertontonkan oleh pasangan Bali Komang Sugita dan Made Sisca Pratiwi melawan pasangan Jawa Timur Affan Mauludana Pratama dan Dwi Oktaviani Sugiarto dalam final ganda campuran tenis meja Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatera Utara.

Kedua pasangan tersebut bermain sangat sengit dan keras lewat pertandingan yang berjalan lima set. Kedua pasang pemain saling mengadu ketahanan dan serangan mereka lewat adu smes.

Deddy pun memuji atletnya dari Bali, Komang dan Sisca, yang dinilainya memiliki mental yang kuat meskipun berhadapan dengan lawan-lawan kuat dari Jawa Timur, Jawa Barat, dan DKI Jakarta.

"Ya, mereka sebenarnya boleh dikatakan punya mental yang bagus, ya. Saya cukup puas dengan penampilan mental mereka walaupun ada permainan-permainan yang menurut saya masih terus diperbaiki. Cuma secara mental mereka luar biasa," kata Deddy.

Selain itu, Deddy juga menilai bahwa pasanga ganda campuran Komang-Sisca juga bisa menjalankan instruksi dari pelatih dengan sangat baik.

Deddy juga mengungkapkan bahwa tim tenis meja Bali hanya menjalani latihan di dalam negeri, yaitu Denpasar dan Ubud, tanpa melakukan pemusatan latihan di negara lain seperti yang tim lain lakukan.

Akan tetapi, tim tenis meja Bali melakukan latihan untuk persiapan PON selama lima tahun.

Baca juga: Tenis Meja - Komang-Sisca berlatih lima tahun hingga berbuah emas

Baca juga: Bali cetak sejarah raih emas tenis meja perdana dari ganda campuran

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024