Hasil pemodelan menunjukkan gempa bumi itu tidak berpotensi Tsunami
Balikpapan (ANTARA) - Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) diguncang gempa bumi bermagnitudo 5,6 yang berlokasi di darat dengan pusat gempa di 147 km arah tenggara Kabupaten Berau, pada kedalaman 11 km pada Minggu (15/9) malam.

"Dengan memperhatikan lokasi episentrum dan kedalaman hiposentrum, gempa bumi yang terjadi di Kaltim merupakan jenis gempa bumi dangkal diduga akibat aktivitas sesar Mangkalihat," kata Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Balikpapan Rasmid kepada ANTARA, di Balikpapan, Minggu.

Sesar Mangkalihat, menurutnya, merupakan salah satu sesar aktif dengan panjang hingga 100 kilometer. Sesar tersebut melintasi Kabupaten Berau.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," ujarnya.

Rasmid mengatakan gempa bumi Sesar Mangkalihat itu diawali gempa magnitudo 4,1 pada pukul 19.28 Wita. Kemudian, dilanjutkan gempa M5,6 sekitar pukul 21.08 Wita.

Baca juga: BMKG: Berau diguncang gempa magnitudo 5,6 aktivitas sesar Mangkalihat

Baca juga: Warga Sukabumi dikejutkan dengan getaran gempa M5,3


"Hingga saat ini, tercatat sudah 10 kali gempa bumi susulan," katanya.

BMKG Balikpapan meminta masyarakat tetap waspada menyusul potensi gempa susulan masih dapat terjadi hingga Senin (16/9) pukul 01.00 Wita sampai pukul 03.00 Wita.

Gempa bumi itu berdampak dan dirasakan masyarakat di daerah Berau, Tanjung Redep, Teluk Bayur, Tanjung Selor, Tarakan, Bulungan dengan skala intensitas III-IV MMI. Skala itu, lanjut Rasmid, bila siang hari dirasakan oleh orang yang berada di dalam rumah.

"Hasil pemodelan menunjukkan gempa bumi itu tidak berpotensi Tsunami," tegas Rasmid.

Oleh sebab itu, Rasmid mengimbau masyarakat agar tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang muncul tanpa sumber resmi BMKG.

"Untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa, kami meminta warga memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan. Pemeriksaan itu dilakukan sebelum warga kembali ke dalam rumah," demikian Rasmid.

Baca juga: BMKG: Gempa 4,4 magnitudo guncang Bali dan Lombok Sabtu pagi

Baca juga: Inovasi rumah tahan gempa Indonesia diperkenalkan ke Asia dan Eropa

Pewarta: Imam Santoso - Januar M. Solih
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024