Bandar Lampung (ANTARA News) - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menilai operasi fasilitas penyimpanan dan regasifikasi terapung (FSRU) di perairan Lampung akan menghemat biaya bahan bakar minyak (BBM) hingga Rp900 miliar per tahun.
Kepala Komunikasi PGN Ridha Ababil mengatakan FSRU Lampung akan menerima gas alam cair (LNG) dari Tangguh Papua Barat awal Juli 2014 untuk disalurkan ke sektor kelistrikan, industri, rumah tangga, UKM, dan transportasi di Lampung, Banten dan Jawa Barat.
"Hitung saja, harga gas itu hanya 10-11,5 dolar AS per MMBTU, sementara harga solar bisa sampai 30 dolar AS," kata Ridha saat mengunjungi FSRU Lampung hari ini.
PGN optimistis permintaan gas dari Lampung dan Jawa Barat akan tinggi terutama untuk pemanfaatan gas sebagai sumber bahan bakar industri, listrik dan kebutuhan rumah tangga.
Untuk Lampung saja, kebutuhan gas bumi di sektor kelistrikan mencapai 30 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) di mana 1 MMSCFD gas bumi setara dengan 28 ribu liter BBM per hari. Artinya, jumlah sebanyak itu bisa digunakan untuk kebutuhan pembangkit berkapasitas 4-5 Mega Watt.
FSRU juga membuat produksi domestik bisa sepenuhnya diserap konsumen dalam negeri.
"LNG yang ada di bagian timur Indonesia yang semula diekspor bisa dimaksimalkan untuk penyaluran gas di wilayah barat yang cadangan gasnya semakin menipis," kata Ridha.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014