Jakarta (ANTARA) - Deklarasi akhir BRICS Media Summit yang dihadiri oleh perwakilan media utama dari negara-negara BRICS dan negara lain yang telah mengajukan keanggotaan menyoroti pentingnya pengembangan standar dalam penggunaan AI (kecerdasan buatan) di media.

“Para peserta BRICS menekankan perlunya media untuk tetap up to date (mutakhir) dan mengadopsi teknologi canggih, mencatat penggunaan kecerdasan buatan di media membutuhkan pengembangan standar yang tepat dan norma-norma etika,” kata rilis resmi Deklarasi Akhir BRICS Media Summit yang diterima di Jakarta, Minggu.

Para peserta yang dihadiri oleh para kepala dan perwakilan lebih dari 45 media terkemuka tersebut menegaskan akan mempertahankan dialog profesional tentang penggunaan kecerdasan buatan dalam membuat pemberitaan.

KTT BRICS Media yang diselenggarakan oleh Kantor Berita TASS Rusia dengan dukungan Kantor Berita Xinhua berlangsung di Moskow, Rusia pada 14-15 September 2024.

KTT tersebut mencakup diskusi tentang "Peran Komunitas Media BRICS dalam Memperkuat Stabilitas dan Kerjasama dalam Dunia Multipolar" dan "Media BRICS: Transformasi Teknologi dalam Perjalanan ke Dunia Baru

Para peserta dari negara-negara BRICS turut menyatakan komitmen penggunaan sumber informasi mereka untuk membantu membangun tatanan dunia multipolar yang adil dan setara berdasarkan hukum internasional dan prinsip-prinsip kesetaraan, penghormatan terhadap kedaulatan, non-intervensi dalam urusan internal, dan keamanan yang tidak terpecah.

Tak hanya itu, peserta KTT mengakui peran media dalam mempertahankan dan memperkuat dialog internasional serta menyepakati komitmen mempromosikan liputan komprehensif di media masing-masing interaksi dalam mekanisme BRICS dan BRICS+, termasuk bidang politik, ekonomi dan kemanusiaan.

“Para peserta BRICS menegaskan kembali komitmen mereka terhadap prinsip-prinsip jurnalisme berbasis fakta dan tidak bias dan menyatakan kesiapan mereka untuk mengkoordinasikan upaya untuk melawan disinformasi,” ucap deklarasi tersebur.

Negara-negara BRICS juga menekankan perlunya menghormati hak-hak jurnalis dan memastikan keselamatan, termasuk saat melaporkan konflik militer.

Penyelenggaraan BRICS ke-7 tersebut sekaligus mencatat peran yang sangat diperlukan dari asosiasi profesional dalam kerja sama media dan menyatakan niat untuk terus bekerja sama dalam kerangka aliansi global dan regional.

BRICS didirikan pada 2009 dengan Brasil, Rusia, India, dan China. Kemudian, Afrika Selatan ditambahkan pada 2011 dengan akronimnya dibentuk dari huruf pertama nama negara anggotanya.

Pada Desember 2023, beberapa negara lainnya bergabung, tetapi kelompok tersebut memutuskan untuk tetap menggunakan nama BRICS.

Baca juga: Dirut ANTARA: Media harus terus mendorong dunia lebih harmonis
Baca juga: Peran media BRICS harus diperkuat, kata dirjen TASS Rusia


Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024