Deli Serdang (ANTARA) - Atlet taekwondo perwakilan DKI Jakarta Andi Sultan Altaf Mirza, yang merupakan siswa SMA Olahraga Ragunan Jakarta berhasil meraih medali emas dalam debutnya di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumatera Utara.

"Untuk PON karena saya baru pertama kali ikut, saya baru berusia 17 tahun jadi ini emas PON pertama saya," kata Andi ditemui setelah menerima medali emas ajang tersebut di Deli Serdang, Sumatera Utara, Minggu.

Andi berhasil mengukir prestasi gemilang di PON XXI meskipun baru pertama kali mengikuti ajang empat tahunan tersebut seusai mendapatkan poin tertinggi dalam babak final kategori freestyle individu putera dengan nilai 7.060.

Sedangkan peserta lainnya yakni Wawan Saputra dari Jawa Barat (Jabar) harus puas di posisi kedua dengan medali perak setelah mendapatkan nilai 7.020.

Lalu, Nur Insani Al Amin dari Sumatera Utara (Sumut) dengan nilai 6.340 dan Muhammad Naufal dari Kalimantan Timur dengan nilai 6.200, menjadi juara tiga bersama dengan medali perunggu.

Baca juga: Klasemen sementara perolehan medali emas taekwondo

Andi yang lahir di Jakarta, 20 Februari 2007 itu mengaku sangat bangga dan terharu bisa menyumbangkan medali emas bagi DKI Jakarta di cabang olahraga tersebut.

"Cara suksesnya itu adalah dengan latihan, berdoa, sama meminta doa orang tua paling penting. Orang tua saya datang nonton di sini," ucapnya.

Dengan perolehan itu, Jakarta memantapkan posisi ketiga dalam cabang olahraga itu dengan mengumpulkan 10 medali, yakni tiga medali emas, tiga perak, dan empat perunggu hingga pertandingan itu selesai. Lalu posisi kedua ditempati oleh Jawa Tengah dengan empat emas, tiga perak dan lima perunggu. Sedangkan posisi pertama diisi Jawa Barat dengan delapan emas, empat perak dan empat perunggu.

"Jujur awal saya agak nggak menyangka karena lawan-lawan semua berat untuk dapat medali emas agak berat. Cuma alhamdulillah atas kehendak Allah saya bisa dapat medali emas," imbuh Andi.

Baginya, kesuksesan itu bisa diraih berkat usaha dan kerja keras selama latihan yang dilakukan selama kurang lebih dua tahun semenjak babak kualifikasi PON.

"Sebelum PON ini persiapan kita sebenarnya dua tahun karena ada BK (babak kualifikasi) PON dulu kan. Terus juga terakhir itu kita sempat ada training camp dua bulan di Korea dari Pemprov DKI Jakarta," terangnya.

Siswa Kelas XII SMA Ragunan itu berharap bisa mengukir prestasi yang lebih gemilang dan mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional.

Baca juga: KONI ingin pembinaan taekwondo dikawal hingga lolos kualifikasi Olimpiade

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2024