Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Jumat sore, merosot di atas level Rp9.200 per dolar AS menjadi Rp9.226/9.231 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.205/9.228.
"Rupiah masih terpuruk, meski tekanan pasar agak berkurang, namun posisinya masih di atas Rp9.200 per dolar AS, sehingga mengalami koreksi sebesar 21 poin," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega, Kostaman Thayib, di Jakarta.
Menurut dia, meski rupiah merosot, pergerakan mata uang lokal itu dinilai masih dalam kisaran perdagangan "range trading", sehingga belum mendorong Bank Indonesia melakukan intervensi pasar.
Posisi rupiah masih wajar dan belum waktunya bagi BI untuk masuk pasar, ujarnya.
Kecuali, lanjut Kostaman, pergerakan rupiah itu sudah melebihi level Rp9.500 per dolar AS, maka Bank Indonesia harus segera melakukan tindakan untuk mengatasi kemerosotan lebih jauh.
Rupiah saat ini dinilai masih aman-aman saja dan diperkirakan gerakannya menuju angka yang sesuai dengan keinginan eksportir antara Rp9.200 sampai Rp9.300 per dolar AS, katanya.
Ia mengatakan, rupiah sebenarnya berpeluang untuk menguat dan ini juga terbukti dengan makin kendor tekanan pasar berkat membaiknya pasar saham sehingga indeks Nikkei Jepang, indeks Kospi, Korea Selatan dan indeks SP/ASX menguat.
Namun sentimen positip itu agak terabaikan, karena yen terhadap dolar AS melemah, meski pelaku asing masih ragu dengan ekonomi AS yang makin melambat, katanya.
Selain itu, pelaku pasar juga masih memperhitungkan inflasi AS yang dinilai masih mengkhawatirkan," ujarnya.
Dia mengatakan pelaku pasar juga menunggu kebijakan Bank Indonesia mengenai BI Rate apakah akan menurunkan lagi bunganya, meski laju inflasi bulan September cenderung menguat.
Apabila BI Rate turun lagi, maka pasar makin cenderung untuk membeli dolar AS, karena tingkat differential bunga rupiah terhadap dolar AS makin berkurang, katanya.
Karena itu, BI diharapkan akan segera memasuki pasar dengan melepas dolar AS, sehingga tekanan terhadap rupiah agak berkurang, tambahnya. (*)
Copyright © ANTARA 2006