Banda Aceh (ANTARA) - Ketua Tarung Derajat Aceh Muhammad Alfatah menduga ada kongkalikong soal konsumsi basi serta keterlambatan distribusi hingga ke tangan atlet tarung derajat Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Aceh-Sumut 2024.

"Masalah konsumsi basi ini sudah lama terjadi dan ternyata terjadi pada atlet tarung derajat kami, selain makanan basi dan panitia juga telat dropping kepada atlet," kata Ketua Tarung Derajat Aceh Muhammad Alfatah di Banda Aceh, Minggu.

Alfatah mengaku kejadian itu sebagai hal yang sangat memalukan, sehingga kontingen tarung derajat sejumlah provinsi segera melapor kepada panitia karena ingin melakukan penyelesaian sesegera mungkin ketika keterlambatan terjadi pada Jumat (13/9) malam.

Namun, rupanya hal serupa kembali terjadi pada Sabtu (14/9) pagi, di mana sejumlah atlet mendapati sayuran basi di paket konsumsi mereka.

"Mereka ini tidak punya manajemen pengelolaan yang tepat. Sudah diprotes tapi tidak ada rasa malu," kata dia.

Padahal, lanjut Alfatah, panitia mengaku telah memberikan dua kali teguran kepada pengusaha konsumsi yang bermasalah.

Kendati demikian, nyatanya permasalahan serupa kembali terulang.

"Kami menduga ada kongkalikong, kalau sudah ditegur dan tidak berubah tentu harusnya pengusaha itu diganti. Masa pemerintah kalah dengan pengusaha," katanya.

Menurut Alfatah sejauh ini masalah keterlambatan konsumsi dan keberadaan makanan basi telah dilaporkan dan diprotes oleh kontingen tarung derajat Aceh, Papua, Sulawesi, dan Maluku.

Ia berharap segera ada perubahan terkait permasalahan tersebut.

"Alhamdulillah pagi ini konsumsi sudah datang dengan baik dan tidak terlambat, nanti kita lihat siang dan malam hari, semoga ada perubahan," kata dia.

Baca juga: PB PON Sumut tegur keras penyedia konsumsi yang lalai
Baca juga: PB PON Sumut terjunkan "food security" untuk pantau makanan atlet


Sebelumnya Bidang Konsumsi PB PON XXI Aceh-Sumut wilayah Aceh menyatakan bahwa keterlambatan pelayanan konsumsi juga disebabkan karena mereka harus melayani para atlet atau kontingen yang belum tiba masanya.

"Ini penyebab terjadinya keterlambatan dan mungkin juga tidak ada yang terlayani, karena memang mereka belum memasuki masa layanan," kata Kabid Konsumsi PB PON wilayah Aceh, Diaz Furqan, dalam jumpa pers, di Banda Aceh, Kamis.

Diaz menjelaskan, keterlambatan konsumsi sebenarnya terjadi pada 7-8 September saat puncaknya para atlet datang ke Aceh untuk mengikuti perhelatan atau opening ceremony PON XXI Aceh-Sumut.

Dirinya menyampaikan, kontingen seharusnya melakukan order kebutuhan konsumsi dalam 1 x 24 jam, dan itu sesuai kesepakatan saat DRM dan CDM meeting lalu.

Kemudian, sesuai kesepakatan juga, bahwa kontingen dapat dilayani mulai tiga hari sebelum pertandingan hingga dua hari setelah kegiatan selesai.

"Kenapa waktu itu yang terlayani khusus atlet yang sudah di Banda Aceh, karena mereka sudah datang tiga hari sebelum masa pertandingan," ujarnya.

Baca juga: Tarung derajat - Aceh targetkan medali lebih banyak dari PON Papua
Baca juga: Papua juara umum tarung derajat PON XX hanya diperkuat satu atlet


Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2024