Yogyakarta (ANTARA) - Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan perangkat pemeliharaan bunga anggrek berbasis Internet of Things (IoT).

Ketua Tim Mahasiswa UGM Muhammad Ridwan Adyatama dalam keterangannya di Yogyakarta, Minggu, mengatakan pengembangan perangkat dengan nama "Fitovare" didorong tingginya peminat anggrek di perkotaan, namun masih sering terkendala dalam perawatannya di dalam ruangan.

"Pencinta tanaman anggrek di daerah perkotaan masih sering kesulitan dengan perawatan anggrek, maka kami merintis dan mengembangkan Fitovare sebagai inovasi 'smart urban gardening' di Indonesia," ujar dia.

Menurut dia, berdasarkan data Portal Informasi Indonesia pada 2019, sekitar 500 spesies atau 10 persen dari 5.000 spesies anggrek Indonesia adalah komoditas bernilai komersial untuk dikembangkan.

Bahkan, karena tingginya permintaan anggrek di DIY produksi komoditas florikultura anggrek di wilayah ini pada 2022 tercatat mencapai 66.684 pot.

Muhammad Ridwan menjelaskan kit pemeliharaan anggrek yang ia kembangkan dilengkapi dengan perangkat IoT untuk memudahkan konsumen dalam memantau tanaman anggreknya.

Bahkan, kata dia, media tanam mudah disisipkan di dalam ruangan, secara otomatis mendeteksi perubahan warna dan waktu penyiraman.

"Kit yang kami kembangkan dilengkapi dengan teknologi 'internet of things (IoT) agar pengguna dapat secara langsung memantau suhu dan kelembaban sekitar tanaman anggrek melalui telefon pintar," ujar dia.

Perangkat berupa kit lengkap pemeliharaan anggrek indoor dengan media "autorepair" dan "relief national heritage" itu berhasil dikembangkan oleh Ridwan Adyatama (Mahasiswa Kedokteran Hewan UGM), Faradila Azzahra Destriyanti (Kedokteran Hewan UGM), Fayza Najma Athiya (Kedokteran Hewan UGM), Arundina Wijaya (Teknologi Pertanian UGM), dan Keffa Auna Rasyidina (Akuntansi UGM).

Meskipun kit yang ada sudah dapat membantu dalam merawat anggrek, menurut Ridwan, tim masih terus mengembangkan optimasi produk dari segi desain dan kualitas media tanam.

"Kami sedang menguji keberhasilan kit ini secara jangka panjang untuk menjamin bahwa kit kami benar-benar memberikan kepuasan bagi pengguna," tutur anggota Tim UGM Fayza Najma.

Baca juga: Rektor UGM: Wanagama Nusantara dukung IKN sebagai kota hutan
Baca juga: Peneliti UGM kembangkan hidrogen sebagai pengganti bahan bakar fosil
Baca juga: Mahasiswa UGM teliti biji salak dan kulit jeruk sebagai obat kanker

 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024