Di Gelanggang Olahraga (GOR) Jatidiri Semarang, Jumat, tampak para tim sudah berkumpul dan menyiapkan robot-robotnya yang akan dipertandingkan dalam kompetisi yang berlangsung pada Sabtu (10/5).
Robot-robot yang akan dipertandingkan pun harus melewati berbagai serangkaian pemeriksaan, seperti penimbangan besar, pengukuran dimensi sebelum dinyatakan lolos untuk mengikuti kompetisi tersebut.
Ketua Panitia KRI 2014 Regional Jateng-DIY Sri Arttini Dwi P menjelaskan pemeriksaan itu memang sudah menjadi prosedur kompetisi untuk menentukan kelayakan robot di setiap kategori yang dipertandingkan.
"Ya, ada sesi foto robot, penimbangan berat, dan sebagainya. Robot harus memenuhi syarat berat, misalnya robot untuk kontes robot ABU Indonesia (KRAI) beratnya tidak boleh melebihi 50 kilogram," katanya.
Ada empat kategori yang dipertandingkan dalam KRI, yakni KRAI, kontes robot pemadam api (KRPAI) beroda dan berkaki, kontes robot seni Indonesia (KRSI), dan kontes robot sepak bola Indonesia (KRSBI).
Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang menjadi tuan rumah KRI regional Jateng-DIY yang memerebutkan tiket menuju KRI tingkat nasional yang berlangsung di Yogyakarta, 18-22 Juni mendatang.
"Kami mencatat ada 500 orang dari 29 perguruan tinggi yang ikut dalam kompetisi ini. Mereka terbagi dalam 69 tim yang berlomba pada empat kategori," kata Dekan Fakultas Teknologi Industri Unissula itu.
Sementara itu, Daniel Santoso, anggota tim dari Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga menyebutkan telah menyiapkan tiga unit robot yang akan dipertandingkan dalam tiga kategori lomba.
"Kami sebenarnya membawa empat robot, satunya sebagai cadangan. Tim kami terbagi tiga, yakni R2C-R9 untuk KRSBI, R2C-Holypus untuk KRPAI berkaki, dan R2C-Aphrodite untuk KRPAI beroda," katanya.
Mahasiswa Fakultas Teknik Elektro dan Komputer UKSW itu mengaku setiap tahunnya universitas menggelontorkan dana sekitar Rp80 juta untuk membiayai persiapan menghadapi KRI, termasuk pada tahun ini.
Hal senada diungkapkan Aris Tri Wibowo, anggota tim dari Universitas Negeri Semarang yang mengaku telah menyiapkan sebanyak satu robot "humanoid soccer" yang akan dipertandingkan pada KRSBI.
"Ada lima orang yang tergabung dalam tim kami yang bernama Cyclops. Biaya pembuatan robot ini bisa sampai Rp40 juta. Dananya dari universitas," kata mahasiswa Fakultas Teknik Unnes itu.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014