Vaksinasi itu bukan satu-satunya solusi, tetapi kita harus memastikan bahwa masyarakat tetap menjaga kebersihan lingkungan
Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo, Jawa Timur meluncurkan program vaksinasi Demam Berdarah Dengue (DBD) sebagai langkah preventif dalam menekan peningkatan kasus demam berdarah di kabupaten setempat dan merupakan yang pertama kali di Pulau Jawa.

Peluncuran tersebut dihadiri oleh Plt Ketua Tim Kerja Arbovirosis Direktorat P2PM Kementerian Kesehatan dr. Agus Handito, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jawa Timur drg. Sulvy Dwi Anggraenidi dan Penjabat Bupati Probolinggo Ugas Irwanto di Hall Pertemuan PJB Paiton pada Sabtu.

"Itu merupakan inovasi penting untuk mencegah penyebaran DBD di Kabupaten Probolinggo. Kami harus terus berupaya agar anak-anak dan masyarakat tidak terkena DBD, apalagi jumlah kasus terus meningkat," kata Pj Bupati Probolinggo Ugas Irwanto saat memberikan sambutan dalam peluncuran tersebut.

Menurutnya peluncuran vaksinasi DBD itu merupakan langkah inovatif bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk memberikan kekebalan tubuh kepada masyarakat, terutama anak-anak melalui imunisasi.

"Sasaran pemberian vaksinasi DBD di wilayah kerja Puskesmas Paiton itu mencapai 1.120 anak kelas 3 dan 4 Sekolah Dasar (SD), kemudian pemberian vaksinasi DBD itu akan dilakukan sebanyak 2 kali pada bulan September dan Desember 2024," katanya.

Baca juga: Endemis DB, 1.120 anak SD di Probolinggo jadi target vaksin DBD
Baca juga: Kemenkes minta Pemkab Probolinggo kendalikan DBD yang terus meningkat


Ia menekankan bahwa langkah pemberantasan sarang nyamuk dengan Gerakan 3M Plus (Menguras, Menutup dan Mendaur ulang) harus tetap digalakkan karena kebersihan lingkungan dan upaya preventif masih menjadi faktor utama dalam mencegah penyebaran DBD.

“Vaksinasi itu bukan satu-satunya solusi, tetapi kita harus memastikan bahwa masyarakat tetap menjaga kebersihan lingkungan. Air yang tergenang, misalnya dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti yang menjadi penyebab DBD," ujarnya.

Ia menjelaskan Kabupaten Probolinggo menjadi kabupaten pertama di Pulau Jawa yang secara resmi melaksanakan vaksinasi DBD sebagai bagian dari upaya pencegahan penyakit yang semakin meningkat jumlah kasusnya.

"Hari ini kami ada gerakan vaksinasi DBD, tetapi tetap diingatkan untuk hidup sehat melalui gerakan 3M Plus,” katanya.

Baca juga: Pentingnya vaksinasi untuk kurangi risiko dengue parah
Baca juga: Vaksin dengue solusi preventif untuk lindungi diri dari DBD


Sementara Plt Ketua Tim Kerja Arbovirosis Direktorat P2PM Kementerian Kesehatan dr. Agus Handito mengatakan bahwa kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia.

Di tingkat nasional hingga minggu ke-35 tahun 2024 tercatat 186.324 kasus dengan 1.120 kematian. Jawa Timur menjadi salah satu provinsi dengan angka kasus tertinggi di Indonesia dengan 22.745 kasus dan Kabupaten Probolinggo sendiri menduduki peringkat kedua di Jawa Timur dengan jumlah kasus terbesar.

"Saya berharap kegiatan peluncuran vaksinasi DBD itu dapat meningkatkan sinergitas pada implementasi vaksinasi DBD di Kabupaten Probolinggo sekaligus dapat mengantisipasi peningkatan kasus dan kematian DBD," tuturnya.

Ia mengatakan pemerintah pusat mendukung penuh upaya vaksinasi yang dilakukan oleh Kabupaten Probolinggo sebagai bagian dari strategi global yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengurangi kematian akibat DBD hingga nol pada tahun 2030.

"Vaksinasi ini adalah salah satu inovasi penting yang sejalan dengan strategi nasional dalam pengendalian DBD," ujarnya.

Baca juga: Wisman kena DBD, Dinkes Bali sarankan wisatawan vaksin demam berdarah
Baca juga: DKI gencarkan vaksinasi untuk cegah DBD

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024